Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemimpin Psikopat di Sekitar Kita

19 November 2020   07:38 Diperbarui: 24 September 2023   08:40 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://medicalxpress.com/

4. Psikopat dominan terhadap orang lain. Karena itu mereka biasanya mengasah kepandaiannya dalam banyak bidang dan ia bisa sangat fokus dalam melakukannya. Ia akan memilih profesi yang bisa membuatnya dominan. Banyak dari mereka yang mengejar posisi CEO atau pimpinan karena di sana ia bisa menjadi dominan. Sebesar 4-12% CEO menunjukkan ciri psikopat, meski mereka belum tentu seorang psikopat, tetapi hanya memiliki beberapa karakteristik psikopat, yaitu: 1. hebat dalam pencitraan, 2. tenang dan tetap "tegas" dalam situasi krisis, 3. membuat keputusan besar tanpa melibatkan emosinya atau tidak peduli dengan nasib orang lain karena keputusannya itu.

5. Psikopat cenderung untuk mengambil untung dari orang lain, meski itu merugikan orang lain. Jika ia baik pada orang lain, itu dalam rangka untuk ambil untung atau mengeksploitasi korbannya. Itu sebabnya seorang psikopat dikenal sebagai orang yang paling mampu mengelabui orang lain. Ia menjadi tak pernah apa adanya. Ia bisa menjadi siapapun bagi orang lain, jika itu menguntungkan si psikopat. 

6. Psikopat tak selalu membunuh, juga tak selalu melakukan kekerasan, namun ia memiliki karakteristik yang merugikan orang lain seperti yang disebut di nomor 1 hingga 5. Jika seorang psikopat menjadi serial killer, ia akan memulainya pada masa remaja.

7. Psikopat itu pasti narcissistic, meski harus hati-hati dengan mereka yang memiliki ciri narcissist, karena belum tentu ia seorang psikopat. Meski begitu dalam sejarah, kita mendapatkan fakta, bahwa korban atau kerugian yang ditimbulkan oleh narcissist jauh lebih luas, terutama jika narcissist itu memiliki kekuasaan seperti raja, kaisar, presiden, gubernur, bupati, walikota, pejabat di pemerintahan, dll.

8. Psikopat sangat mampu menyembunyikan beberapa karakteristik utama (lihat 1-6 karakteristik di atas) pada pasangannya, keluarganya, atau orang-orang di sekitarnya. Jika seorang psikopat ditangkap polisi, pasangan hidupnya bisa tak percaya untuk waktu yang lama, bahwa pasangan hidupnya adalah seorang psikopat. Jadi psikopat sering terlihat sempurna, mempesona atau kharismatik. Coba saja baca sejarah tentang Ted Bundy dan Jeffrey Dahmer, 2 orang serial killer paling mengerikan di Amerika. Keduanya terlihat ramah atau tak berbahaya, bahkan masing-masing ibu mereka menyebut anak-anak mereka dengan sebutan: My baby boy. He could not do such things. Padahal anak-anak mereka sudah terbukti di pengadilan membunuh banyak orang.

***
Apakah gambaran tentang psikopat di atas mengingatkan anda pada seseorang yang anda kenal, atau seseorang di pemerintahan, DPR, gubernur, walikota, bupati, atau bahkan pemuka agama?

***

Sejak lahir otak psikopat berbeda dengan otak orang normal. Seperti disebutkan di atas, psikopat tak selalu melakukan kekerasan atau pembunuhan. Namun para ahli meyakini, bahwa lingkungannya atau salah asuh di masa kecil membentuk para psikopat ini untuk melakukan kekerasan dan pembunuhan yang tak terbayangkan oleh orang normal.

Dr. Kevin Dutton seorang peneliti di Oxford dan penulis buku "The Wisdom of Psychopaths: What Saints, Spies, and Serial Killers Can Teach Us About Success" melakukan penelitian dengan menggunakan "Transcranial magnetic stimulation" (TMS). 

Alat ini bisa menghasilkan magnit yang kuat yang lalu dihubungkan ke amygdala (bagian otak yang mengatur emosi, seperti rasa takut atau belas kasihan). 

TMS ini mampu menghentikan sinyal yang dihasilkan oleh amygdala untuk dikirimkan ke prefrontal cortex (bertugas memproses informasi yang masuk dari beberapa bagian lain dari otak, lalu menghasilkan sebuah proses kognitif atau rasional). Karena amygdala berhenti mengirimkan sinyal ke prefrontal cortex, maka tak ada belas kasihan yang muncul atau rasa takut, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun