Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa yang Terjadi pada Otak Abdullakh Anzorov dan Brahim Aioussaoi?

6 November 2020   07:32 Diperbarui: 6 November 2020   07:35 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Positivity menurut neuroscience adalah sebuah kondisi di otak saat berfungsi maksimal, sehingga lebih cerdas, lebih penuh solusi, lebih kreatif dan inovatif, lebih tahan stres dan depresi, membuat tubuh lebih sehat, lebih cenderung pada altruism (kebajikan) atau lebih spiritual. Mereka yang memiliki positivity besar ini terbukti bisa menjadi pribadi yang lebih baik.Sebagaimana sudah sering disebut dalam Page Membangun Positivity.(https://facebook.com/membangunpositivity )

Dari berbagai riset neuroscience, ditemukan bahwa mereka yang yang rajin meditasi terbukti memiliki empathy yang lebih besar atau memiliki perasaan oneness (menjadi bagian dari yang di luar dirinya), berpegang-teguh pada golden rule (tidak melakukan kepada orang lain apa yang ia tidak inginkan terjadi pada dirinya), atau bahkan memiliki spirituality yang lebih besar. Sebagaimana kita ketahui, mereka yang memiliki spirituality disebut memiliki sifat-sifat ilahiyah atau sifat-sifat Tuhan yang baik, pemaaf, penyayang atau penuh kasih.

Mereka ini tak cenderung memiliki pandangan eksklusif pada dirinya atau kelompoknya sendiri. Mereka cenderung merasa menjadi bagian dari apa pun di sekitarnya atau dari kelompok lain. Mereka menjadi tak sanggup berbuat kekerasan pada yang lain atau kelompok lain. Juga mudah menolong daripada mengacuhkan yang lain yang artinya juga menjadi lebih berguna bagi orang lain (memiliki empathy).

Meditasi (meditasi sekuler yang tidak terkait dengan keyakinan apa pun) hanya salah satu cara untuk memiliki positivity yang besar. Neuroscience bahkan sudah merancang meditasi yang bisa dengan mudah dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, tanpa bantuan guru atau alat apa pun.
Menurut berbagai riset, berdoa pun bisa menghasilkan positivity yang besar. Begitu juga bersyukur, terutama bersyukur yang telah didefinisikan oleh neuroscience, yaitu menulis 'jurnal positif' yang isinya adalah pengalaman positif dari diri kita sendiri atau apa yang positif di sekitar kita. Tujuan bersyukur menurut neuroscience ini adalah menyadari hal-hal positif pada diri kita dan di sekitar kita yang menurut riset sangat penting untuk menyumbang positivity bagi otak kita.

Masih ada banyak tips lain yang menurut riset bisa digunakan untuk menghasilkan positivity. Masing-masing memiliki tingkatan positivity yang berbeda, ada yang besar, dan ada yang kecil. Kebanyakan tips ini adalah tips yang sudah biasa kita lakukan sehari-hari, sehingga kita hanya tinggal memprogramnya untuk menghasilkan positivity.

***

POSITIVITY, KEBAHAGIAAN, HAPPINESS, WELLBEING

Jika kita Googling kita akan mendapatkan arti kata "positivity", misalnya ini:

1. the practice of being or tendency to be positive or optimistic in attitude.
"pupils draw power from the positivity of their teachers"
2. the quality of having a positive attitude:
I'm a great believer in positivity.

Positivity adalah mindset yang disebut bisa menguntungkan. Untuk memiliki positivity kita harus berlatih dengan memahami sejumlah materi atau pelajaran yang biasanya diberikan oleh motivational trainer atau yang semacam itu.

Namun beberapa dekade terakhir muncul definisi baru dari positivity yang dibuat oleh para pakar neuroscience. Arti positivity di sini hampir tak berbeda dengan arti positivity yang sudah ada sebelumnya. Mereka yang memiliki positivity menurut neuroscience akan cenderung memiliki sifat atau sikap yang positif dalam kehidupan sehari-hari atau dalam situasi tertentu. Meski demikian perbedaan berada pada cara memperoleh positivity itu, yaitu neuroscience memberikan tips berupa sejumlah praktik atau kegiatan yang secara ilmiah terbukti merubah kondisi otak. Saat kondisi otak berubah menjadi positif, maka otomatis sikap atau sifat pun berubah menjadi lebih cenderung positif. Meditasi dan bersyukur adalah salah satu kegiatan yang menghasilkan positivity di otak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun