Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Membangun Optimisme Menurut Martin Seligman

21 November 2015   11:54 Diperbarui: 21 November 2015   12:13 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Photo: Martin E. P. Seligman"][/caption] 

Menurut Gallup Poll, 50% orang Amerika percaya pada tahyul. Kita bisa melihatnya misalnya dalam dunia olahraga, ada pebasket yang meniup tangannya sebelum melempar bola. Atau olahragawan yang mengucapkan "mantra" tertentu sebelum beraksi.

 

Tahayul itu ternyata berguna. Itu disimpulkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti Lysann Damisch, Barbara Stoberock, dan Thomas Mussweiler. Sekelompok orang yang percaya tahyul diberi sebuah bola golf sambil meyakinkan mereka bahwa bola golf itu bola golf keberuntungan. Mereka diminta memukul bola itu ke dalam lubang. Ternyata hasil kelompok ini jauh lebih baik dibanding kelompok lain yang tak percaya pada tahyul. Penelitian menunjukkan bahwa percaya pada tahyul membuat mereka optimistis, sehingga mereka memukul bola golf dengan tenang tanpa rasa gugup, sehingga hasilnya baik.

 

Kita tahu, bahwa banyak agama yang menggunakan patung atau benda-benda lain seperti rosario, tasbih, tulisan, kitab suci, rumah allah, batu hitam atau salib sebagai medium untuk membuat mereka merasa terhubung dengan tuhan mereka atau sesuatu yang mereka anggap lebih besar dari mereka dan berpengaruh. Nampaknya kepercayaan ummat beberapa agama tertentu yang percaya pada benda-benda yang memiliki "kekuatan" atau jimat ini bisa berguna dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menghadapi tekanan hidup. Meski demikian tahyul ini juga sering disalahgunakan oleh para psikopat yang terlanjur dianggap pemuka agama untuk menumpahkan darah antar kelompok agama.

 

Optimisme sebenarnya bisa dibangun dengan cara lain selain dengan mempercayai benda-benda seperti jimat. Positive psychology misalnya telah melakukan banyak penelitian tentang bagaimana membangun optimisme.

 

Martin Seligman menulis buku lebih dari 20 tahun lalu berjudul "Learned Optimism: How to Change Your Mind and Your Life" mengatakan: Pessimists (orang-orang yang bersikap pesimis) cenderung percaya bahwa peristiwa buruk akan lebih lama terjadi di sekitar dirinya. Mereka juga cenderung menyalahkan diri mereka sendiri, sehingga menghalangi mereka untuk berusaha lebih keras. Sedangkan Optimists percaya peristiwa buruk hanya sebentar saja terjadi dan mereka percaya pada kemampuan mereka, sehingga mereka lebih bersemangat dalam berusaha atau mencoba lagi dan lagi.

 

Dalam penelitiannya, Martin Seligman dan Gregory Buchanan di University of Pennsylvania menunjukkan bahwa learned optimism menurunkan tingkat depresi dalam kelas mahasiswa baru yang dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama mendapat pelatihan learned optimism dan kelompok lainnya tidak mendapat pelatihan. Kelompok yang mendapat pelatihan setelah 18 bulan hanya menderita depresi sebanyak 22% dan 7% mengalami gejala kegelisahan. Sedangkan kelompok yang tidak mendapat pelatihan menderita depresi sebanyak 32% dan 15% mengalami kegelisahan.

 

Menurut Martin Seligman, semua orang bisa mempelajari optimism agar dapat merespon dengan baik "kegagalan" atau peristiwa buruk yang terjadi di sekitar mereka. Seligman sudah mengembangkan optimism test untuk menentukan level of optimism. Metode pengembangan optimism oleh Martin Seligman ini dikenal dengan nama ABC model, yaitu Adversity, Belief dan Consequence. Melalui model ini setiap orang bisa menilai level of optimism yang mereka miliki.

 

Mungkin buku yang ditulis oleh Martin Seligman ini agak ilmiah, meski demikian buku ini sangat berguna bagi yang serius ingin mencerna apa itu optimisme. Seligman dalam buku ini ini telah menyediakan cara-cara ilmiah untuk menjadi lebih optimis dalam hidup ini dan sekaligus memahami berbagai rintangan hidup yang bisa muncul menghalangi siapa saja, seperti antara lain tekanan dan depresi, karena kita tidak tahu apa yang akan menimpa kita setiap waktu. Yang lebih penting lagi adalah, buku ini memang buku ilmiah yang ditulis berdasarkan riset-riset ilmiah sepanjang 20 tahun untuk memahami potensi positif yang dimiliki manusia namun masih terpendam. Jika anda serius ingin memahami optimisme dan jalan untuk sukses dalam hidup, maka inilah buku yang harus anda baca.

 

 

M Jojo Rahardjo

Tulisan tentang positivity dan positive psychology bisa dibaca juga di portal perpustakaan digital "Inspirasi" dan di Facebook Fan Page "Membangun Positivity".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun