Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tuhan Maha Adil, Maka Keberuntungan Berpihak pada Ahok

1 Oktober 2016   07:47 Diperbarui: 1 Oktober 2016   09:32 2828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Tuhan itu Maha Adil. Keadilan itu ditampakkan pada ketidak berpihakan-Nya. Semuanya diperlakukan sama. Semua akan mendapatkan takdirnya sesuai hukum alam dan sunnatullah yang diciptakan-Nya. Tuhan bahkan tidak peduli dengan agama yang  dianut umat manusia.

Keadilan diperlihatkan langsung oleh Tuhan kepada siapa saja yang menjalankan hukum-hukumnya. Para olahragawan yang rajin berlatih keras dibawah bimbingan pelatihan hebat,  disertai asupan gizi dan vitamin yang cukup. Tidak peduli agama yang mereka anut  mereka akan memenangkan pertandingan.

Begitu pula, lihat saja, rakyat Amerika dan Eropa Utara, Jepang,  Korea dan bahkan Singapura  yang sebagian besar non muslim, hidup dalam kemakmuran. Semua itu terjadi karena mereka memenuhi sunnatullah. Rakyatnya pekerja keras, pemerintah dan pejabatnya anti korupsi dan benar-benar bekerja, kemakmuran dan kemajuan rakyatnya.

Akan tetapi, di sebagian besar negara Islam,  rakyat hidup dalam keadaan menderita karena peperangan terus menerus,  nyawa mereka terancam karena perselisihan aliran dan paham keagamaan, dan mereka hidup dalam kemiskinan. Pada hal Tuhan telah menanamkan dalam perut bumi mereka kandungan migas luar biasa besar.

Hal itu juga disebabkan karena mereka menjalankan sunnatullah yang bersifat negatif. Rakyatnya malas karena hidup dimanjakan oleh alam. Negara dipimpin oleh penguasa yang korup, menguras kekayaan alam untuk diri mereka sendiri, demi hidup dalam kemewahan dan berfoya-foya. Kekayaan sumberdaya alam yang diberikan Tuhan akhirnya habis, sumur-sumur minyak menjadi kering kerontang. Tambang-tambang hanya menyisakan kerusakan lingkungan yang sangat parah.

Jadi tidak benar tausiah yang disampaikan seorang kiyai besar yang juga menjadi salah satu  pemimpin Pondok Pesantren Gontor yang terkenal itu. Ia berpidato dalam rangka mencegah umat Islam memilih Ahok dalam Pilkada 2017. Ia menyatakan bahwa orang Islam itu, meskipun selalu berbuat jahat dan kemaksiatan, ia pasti akan masuk surga. Sebaliknya dengan orang-orang non muslim, meskipun melakukan kebaikan yang sangat banyak, bagi mereka tidak ada tempat di surga, karena surga diperuntukan Tuhan hanya bagi pemeluk Islam (muslim).

Dalam al-Quran, justru kita bisa menemukan firman Tuhan yang berbunyi, “siapa saja, baik pemeluk Islam, Kristen, Yahudi, dan pemeluk agama shabiin (Hindu, Budha, dan sebagainya), yang mempercayai keberadaan Tuhan dan senantiasa melakukan amal saleh, maka mereka jangan takut dan bersedih hati karena  kepada mereka disediakan juga imbalan pahala” (QS/2:62).

Terbukti, Tuhan memang berpihak kepada Ahok, bukan kepada H. Lulung, Muhammad Taufik atau Ahmad Dhani dan juga Yusril Ihza Mahendra.  Soalnya, Ahok telah melaksanakan hukum-hukum Tuhan, berupa sunnatullah positif  dengan membangun Jakarta yang lebih baik. Sebagai gubernur,  Ahok telah memutar otak dan bekerja keras, untuk melakukan perubahan agar Jakarta menjadi aman, terbebas dari mafia, terbebas dari koruptor APBD dan seterusnya. Ahok bekerja keras agar Jakarta terbebas dari banjir, dan terbebas dari kemacetan lalu lintas.

Dan yang lebih penting lagi, Ahok telah melakukan relokasi penduduk liar di bantaran sungai ke rusunawa sekelas apartemen dengan segala kemudahannya, gratis sewa selama 6 bulan, harga sewa yang sangat murah, tranportasi dengan bus transjakarta gratis dan juga pelayanan kesehatan gratis.

Itulah sebagian sunnatullah yang dikerjakan Ahok, maka Tuhan memberikan kemujuran baginya. Yang terlihat, sampai sekarang elektabilitasnya masih yang paling tinggi untuk memenangkan Pilgub DKI pada Februari 2017.

Sekian dulu dan salam

M. Jaya Nasti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun