Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Idul Adha, Mengenang Nabi Ibrahim yang Diperintahkan Tuhan Menyembelih Anaknya

8 September 2016   05:56 Diperbarui: 8 September 2016   06:18 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Konon menurut hikayat Nabi Ibrahim, yang dapat dibaca dan disimpulkan dari  kisah-kisah para Nabi, berpuluh tahun lamanya menunggu kehadiran seorang anak.  Isteri Nabi Ibrahim, Sarah, ternyata mandul. Maka Nabi Ibrahim, atas persetujuan Sarah, menikahi seorang budak perempuan dari Mesir yang bernama Hajar. Ternyata Hajar cepat hamil dan setelah tiba waktunya, lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismail.

Ibrahim sangat menyayangi Ismail sebagai anak satu-satunya. Ke mana pergi, Ismail selalu dibawa. Perhatiannya selalu tercurah kepada Ismail. Tetapi Tuhan melihat, karena sayang anak,  Ibrahim sudah terlalu larut melupakan semuanya, termasuk Tuhan yang disembahnya. Maka pada suatu malam Ibrahim tersentak, karena diberi mimpi yang menakutkan. Ia menyembelih Ismail dengan pedangnya. Mimpi itu datang berkali-kali, sehingga menyadarkan Nabi Ibrahim, bahwa Tuhan memerintahkannya untuk menyembelih Ismail.

Maka terjadilah perang batin. Ibrahim tentu saja menolak untuk menyembelih anak satu—satunya, anak kesayangannya itu. Tetapi Ibrahim juga menyadari bahwa yang memerintahkannya untuk menyembelih Ismail adalah Tuhan langsung, meski melalui mimpi. Ibrahim harus memilih, menolak perintah Tuhan atau menjalankannya. Menolak perintah Tuhan berarti mengingkari Tuhan. Mematuhi perintah Tuhan berarti ia akan kehilangan anak kesayangan yang telah ditunggu kehadirannya puluhan tahun.

Akhirnya Ibrahim memutuskan mematuhi perintah Tuhan. Pada suatu hari, Ibrahim membawa pergi Ismail ke suatu tempat. Ismail ditidurkannya di atas sebuah batu besar dan mengikatnya, agar tidak menggelepar setelah lehernya dipotong.  Ibrahim menghunus pedangnya dan menyembelih leher Ismail.

Tetapi Tuhan juga sudah bersiap-siap. Tuhan memerintahkan malaikat untuk mengganti Ismail dengan seekor kibas pada saat pedang Ibrahim hendak memotong leher Ismail. Maka pedang Nabi Ibrahim ternyata menyembelih leher seekor kibas. Ismail sendiri selamat.

Peristiwa penyembelihan Ismail yang digantikan dengan kibas menjadi sebab musabab diadakannya upacara penyembelihan kurban,  yang dilakukan umat Islam se dunia. Hari penyembelihan Ismail itu ditetapkan sebagai Hari Raya Korban.  Menurut hukum fiqh, muslim yang berkemampuan diwajibkan berkurban satu ekor kibas atau kambing atau sepertujuh sapi. Selain itu, bersamaan dengan hari raya kurban, dilaksakanakan pula upacara wukuf di Arafah bagi umat Islam yang melaksanakan ibadah haji.

Meskipun demikan, yang menjadi inti ajaran kurban dari kisah Nabi Ibrahim itu, menurut pendapat saya adalah kesediaan berkorban dengan  memberikan yang terbaik kepada Tuhan, sebagaimana Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan anak kesayangannya. Oleh sebab itu, sudah selayaknya, kita juga mengorbankan yang paling dicintai kepada Tuhan,  dalam bentuk sedekah. Terlalu kecil nilai seekor kibas bagi muslim yang kaya raya yang kekayaannya milyaran rupiah. Mereka seharusnya menyedekahkan seberapa nilai rupiah terbanyak yang ikhlas dipersembahkannya untuk kepentingan agama atau Jalan Tuhan, setiap Idhul Adha dilaksanakan. Dana yang terkumpul dapat digunakan untuk membiayai proyek-proyek kebajikan umat, bukannya untuk dihabiskan untuk sekali makan.

Sekian dulu dan Salam

M. Jaya Nasti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun