Belakangan ini, dunia skincare terasa begitu cepat berubah. Setiap hari ada produk baru yang muncul, viral karena klaimnya yang menjanjikan hasil instan: "Glowing dalam 7 hari", "Hilangkan jerawat sejak pemakaian pertama", dan semacamnya.
Sebagai seseorang yang punya kulit sensitif, saya sempat tergoda untuk coba-coba. Tapi hasilnya justru jauh dari harapan. Bukannya makin sehat, kulit saya jadi mudah merah, perih kalau kena toner, dan muncul bruntusan di area pipi dan dahi. Saat itu saya baru sadar---mungkin masalahnya bukan di kulit saya, tapi di kebiasaan saya sendiri yang terlalu sering gonta-ganti skincare.
Lalu saya mulai bertanya: Sebenarnya, siapa yang meracik produk-produk ini?
Dan, apakah mereka betul-betul paham cara kerja kulit?
Saat Tahu Skincare yang Baik Itu Bukan Hanya Soal Viral
Jawaban atas pertanyaan saya datang dari sebuah video edukatif tentang siapa saja yang seharusnya bisa meracik skincare. Di sana disebutkan bahwa apoteker memiliki kompetensi penting dalam formulasi skincare, karena mereka paham struktur kulit, sifat bahan aktif, hingga kemungkinan reaksi yang muncul.
Dari situlah saya mulai selektif. Bukan hanya soal hasil cepat, tapi siapa yang ada di balik formulanya.
Kenalan dengan Skincare Racikan Apoteker: Pasderma
Salah satu brand lokal yang menarik perhatian saya adalah Pasderma. Saya temukan secara tidak sengaja di media sosial saat sedang mencari produk untuk skin reset. Hal pertama yang membuat saya tertarik adalah keterangannya: formulasi apoteker, aman untuk kulit sensitif, bumil & busui.
Jujur, klaim ini cukup meyakinkan, apalagi setelah pengalaman kulit saya yang sempat rusak akibat over-exfoliate dan pakai terlalu banyak produk dalam satu waktu.
Review Jujur: Pengalaman Pakai Pasderma