Hubungan yang awet bukanlah hubungan tanpa masalah, tanpa pertengkaran, atau tanpa air mata. Justru hubungan yang kuat lahir dari dua orang yang mau berjuang, saling memahami, dan tetap memilih satu sama lain meski keadaan tak selalu memihak. Karena pada akhirnya, yang membuat cinta bertahan bukan momen-momen indah, tetapi komitmen untuk saling bertahan saat keadaan sulit datang.
Pertengkaran dalam hubungan bukanlah pertanda cinta mulai memudar. Ia justru menunjukkan bahwa dua hati sedang tumbuh, sedang mencari jalan untuk saling memahami lebih dalam. Mungkin kamu dan pasanganmu sering berbeda pendapat, saling membantah, atau merasa kesal karena hal-hal kecil. Tapi jika setelah semua itu kamu masih ingin memperbaiki, masih ingin memeluk, dan masih ingin melanjutkan, itulah cinta yang dewasa.
Cinta sejati bukan tentang menemukan orang yang tak pernah menyakiti, tapi tentang memilih untuk tetap tinggal, meski sesekali hati terluka. Karena yang namanya sayang, bukan tentang menyukai dalam senang saja, tapi tetap mencintai meski dalam kecewa. Sayang itu bukan soal betapa mulusnya perjalanan, tapi seberapa kuat dua orang itu memilih untuk terus memperbaiki arah, bersama-sama.
Banyak yang berpikir hubungan yang sering bertengkar pasti rapuh, padahal tidak selalu begitu. Justru hubungan yang sering diuji akan tahu bagaimana cara bertahan. Yang membuat hubungan rusak bukan pertengkaran itu sendiri, tapi ketika keduanya sudah lelah berjuang. Ketika sayang berubah jadi bosan, ketika diam menjadi jalan keluar, dan ketika pergi lebih mudah daripada memperbaiki.
Padahal, hubungan yang kuat adalah ketika dua orang tetap memilih untuk akur lagi setelah kecewa. Mereka saling meminta maaf, bukan karena siapa yang salah, tapi karena cinta mereka lebih besar dari ego. Mereka belajar menurunkan suara, bukan karena kalah, tapi karena tak ingin kehilangan. Mereka memilih untuk memahami, bukan untuk menang.
Hubungan yang awet tumbuh dari hati yang penuh pengertian. Dari mata yang tak hanya melihat kesalahan, tapi juga usaha. Dari tangan yang tak hanya menunjuk, tapi juga menggenggam. Dan dari cinta yang tak hanya terasa saat bahagia, tapi juga tetap ada saat duka.
Sayang itu mempertahankan, bukan bosan lalu meninggalkan. Karena cinta sejati tahu bahwa kebersamaan bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang tanggung jawab. Saat dua orang saling mencintai dan saling menjaga, badai sekuat apa pun hanya akan jadi ujian yang mempererat, bukan alasan untuk berpisah.
Jadi jika kamu sedang berada dalam hubungan yang penuh lika-liku, jangan mudah menyerah. Bertengkar bukan akhir dari segalanya. Selama masih ada niat untuk saling memperbaiki, selama masih ada cinta yang dijaga, kamu akan tahu bahwa cinta sejati itu bukan yang tanpa luka, tapi yang tetap memilih untuk bertahan dan menyembuhkan, bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI