Mohon tunggu...
Mita Aulia putri
Mita Aulia putri Mohon Tunggu... universitas

hobi saya menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sejarah dan perkembangan filsafat dakwah

27 September 2025   20:06 Diperbarui: 27 September 2025   20:00 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dakwah dalam Islam bukan hanya sekadar proses menyampaikan ajaran agama, melainkan juga berupa upaya untuk membentuk individu agar memahami, merasakan, dan melaksanakan ajaran Islam secara komprehensif. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang filsafat dakwah, yaitu cabang ilmu yang menjelaskan hakikat, tujuan, metode, serta nilai-nilai yang terkandung dalam dakwah.

Filsafat dakwah berperan sebagai dasar agar dakwah tidak hanya terhenti pada bentuk-bentuk formal seperti ceramah atau tabligh, tetapi juga memiliki tujuan, kedalaman makna, serta relevansi dengan tantangan zaman. Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan dakwah Islam tidak pernah stagnan, melainkan terus berevolusi sesuai dengan kondisi sosial, politik, dan budaya di setiap periode.

Hakikat Filsafat dan Dakwah
Secara umum, filsafat dapat diartikan sebagai usaha mencari kearifan (hikmah). Dalam pandangan Islam, filsafat dipahami sebagai upaya pikiran manusia untuk menelusuri hakikat alam, eksistensi manusia, dan keberadaan Tuhan. Hasil dari pemikiran filsafat tidak selalu bersifat final, tetapi memberikan landasan awal bagi ilmu pengetahuan untuk berkembang menjadi teori yang dapat diuji secara empiris.

Dari sini, dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan induk ilmu, sedangkan ilmu adalah produk dari pemikiran filosofis. Keduanya saling melengkapi: filsafat memberikan kedalaman dalam pemikiran, sedangkan ilmu menyediakan bukti nyata melalui penelitian.

Adapun dakwah, secara etimologis berasal dari kata da'a-yad'-da'watan, yang berarti mengajak atau menyeru. Secara istilah, dakwah adalah usaha untuk mengajak manusia menuju kebaikan dengan cara yang bijak demi kesejahteraan dunia dan akhirat. Seorang tokoh seperti Quraish Shihab menekankan bahwa dakwah tidak hanya sebatas menyampaikan, tetapi juga mengubah individu dan masyarakat menjadi lebih baik.

Karakteristik Filsafat Dakwah
Menurut M. Bahri Ghazali, filsafat memiliki beberapa ciri utama:
Berpikir secara radikal -- menyelidiki masalah hingga akar-akarnya.
Universal -- mencakup permasalahan umum, bukan hanya sebagian.
Konseptual -- menyampaikan gagasan dalam kerangka konsep.
Koheren dan konsisten -- sesuai dengan logika dan tidak saling bertentangan.
Sistematik -- teratur dan saling berhubungan antar-bagian.
Komprehensif -- mengcover berbagai aspek secara menyeluruh.
Bebas -- berpikir terbuka tanpa terpengaruh prasangka sosial atau budaya.
Ketika prinsip-prinsip filsafat ini diterapkan dalam dakwah, maka terbentuklah filsafat dakwah yang merupakan pemahaman dakwah yang lebih mendalam, logis, dan terstruktur.

Perkembangan Konsep Dakwah dalam Sejarah
Dakwah Islam terus berkembang dengan berbagai istilah yang memiliki makna berbeda, antara lain:
Bayn: menjelaskan dengan jelas agar pesan mudah dipahami.
Tadzkir: mengingatkan manusia akan tujuan hidupnya melalui peringatan.
Tabligh: menyampaikan pesan hingga benar-benar diterima oleh pendengar.
Selain istilah, dakwah juga mengalami variasi metode. Salah satu contoh paling terkenal adalah pendekatan yang digunakan oleh Wali Songo dalam menyebarkan Islam di Nusantara. Mereka memakai pendekatan budaya (seperti wayang, gamelan, seni lokal) dan pendidikan (pesantren) untuk memudahkan penerimaan Islam secara damai dan alami di kalangan masyarakat Jawa.

Dakwah di Era Media Modern
Memasuki era modern, terutama setelah munculnya televisi dan internet, dakwah tidak lagi terbatas pada mimbar masjid. Program seperti "Mimbar Agama Islam" di TVRI sudah menjadi contoh awal dakwah melalui media massa.

Selama pandemi Covid-19, media digital seperti YouTube, Instagram, dan Zoom menjadi saluran baru untuk dakwah. Kondisi ini membuktikan bahwa dakwah selalu bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Prinsip yang senantiasa dijunjung tinggi dalam setiap bentuk media adalah kemudahan. Nabi SAW mengingatkan agar penyebaran pesan tidak menyulitkan, tetapi justru mempermudah umat. Aktivitas dakwah juga seharusnya memberikan kabar baik supaya masyarakat terdorong untuk beriman dan beramal.

Penutup
Sejarah serta perkembangan pemikiran dakwah menunjukkan bahwa dakwah merupakan kegiatan yang bersifat ilmiah dan spiritual yang terus berkembang. Dari masa Rasulullah hingga zaman digital ini, dakwah selalu beradaptasi dengan kondisi yang ada. Melalui pemikiran tentang dakwah, kita memahami bahwa dakwah bukan sekadar menyampaikan pesan, melainkan juga mencakup strategi, metode, dan keterkaitan dengan kebutuhan masyarakat.

Dakwah yang didasarkan pada pemikiran yang dalam akan lebih bijak, logis, dan menyentuh hati. Ia tidak hanya mengajak secara formal, tetapi juga membimbing umat agar memahami Islam secara komprehensif: mencakup aspek iman, pengetahuan, dan akhlak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun