Ketika membaca topik pilihan ini saya tersenyum, karena artikel ini dibuka dengan pertanyaan 'apakah kamu masih sering menonton televisi di rumah?'
Semenjak maraknya sinetron di televisi dengan alur cerita yang 'mengada-ada' bahkan terkadang tidak masuk akal menurut saya. Acara-acara yang sama sekali tidak ada muatan edukasi bahkan terkesan lebih banyak "membodohi", minimnya siaran untuk dikonsumsi anak-anak atau jika ada film kartun yang isinya 'nyerempet' ke hal-hal dewasa.
Saya tidak lagi menonton televisi, lebih memilih chanel youtube misalnya, bebas memilih topik apa yang sedang diperlukan. Baru saja dua hari yang lalu televisi kami (televisi tabung ya) Â yang sudah tidak pernah dipakai, berpasir dan suara yang timbul tenggelam resmi diserahkan ke bapak-bapak yang rajin mengangkut sampah di lingkungan perumahan, katanya nanti akan dijual ke tukang loak.
Saat ini pemerintah kembali menggaungkan migrasi TV Analog ke TV Digital, perlu diapresiasi kerja keras pemerintah yang terus beradaptasi dengan perkembangan tekhnologi yang melejit sedemikian rupa. Siap ataupun tidak siap kita pasti akan masuk dalam arena perubahan.Â
Secara pribadi saya berharap seiring perubahan digitalisasi ini tidak saja mempermudah/ mempercepat diperolehnya informasi tetapi juga perlu diperhatikan muatan yang terkandung di dalamnya. Membatasi apa yang perlu dibatasi dan meningkatkan bagian yang perlu ditingkatkan terutama dalam hal ini berkaitan dengan pendidikan karakter generasi muda.
Gianyar, 28 Maret 2022