Mohon tunggu...
Dwi Purwanti
Dwi Purwanti Mohon Tunggu... lainnya -

Iseng is my state of art

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ke The Peak Hong Kong Tak Harus Naik Peak Tram

20 Desember 2012   01:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:20 4446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Pemanadangan Hong Kong dari The Peak (Dok. Dwi- Kampretos)"][/caption] Walau saya pernah mengulas sedikit tentang The Peak sebelumnya tapi kali ini saya ingin menyajikan dengan cara berbeda dan dengan foto yang berbeda pula. Tulisan ini sekaligus memenuhi tantangan Weekly Photography Challenge 30 dari Kampretos yaitu Project Alpha Beta. Foto yang bagikan nanti mungkin akan bercampur-campur antara foto benda yang mirip (atau dimirip-miripkan?) dengan alpabet dan foto pemandangan sepanjang jalan yang menarik bagi saya. Pada hari Minggu tanggal 16 Desember 2012 sebenarnya saya ingin menghabiskan hari libur bermalas-malasan di kamar saya saja tapi ketika bangun dan mengintip keluar, langit terlihat cerah dengan sedikit awan. Saya tergelitik untuk mengubah rencana  lalu berpikir cepat ingin kemana hari itu. "Jalan lagi", putus saya sambil membayangkan pergi ke The Peak pasti nyaman apalagi udara tidak terlalu dingin pagi itu. [caption id="" align="aligncenter" width="383" caption="Cabang pohon berbentuk huruf "S" (Dwi-Kampretos)"][/caption] Segera saya SMS sepupu saya, mengabarkan bahwa saya tidak jadi "mengeram" hari itu. Saya mengajukan rencana jalan ke The Peak tapi bukan naik bis atau naik Peak Tram seperti umumnya dan dia pun setuju. Saya pernah mengajak sepupu saya sekali ke sana dengan bus dari Tin Hau. The Peak Hong Kong dapat dicapai dengan beberapa alternatif kendaraan, pertama yang paling terkenal adalah dengan Peak Tram. Perjalanan yang ditempuh dengan Peak Tram hanya memakan waktu kurang lebih 10 menit dari Central Lower Peak Tram Station ke The Peak. Harga tiketnya pun lumayan terjangkau, untuk paket Sky Terrace 428 hanya dibandrol HKD 65 untuk tiket PP atau tiket biasa HKD 40 untuk PP. (Note : 1 HKD = kurang lebih Rp. 1200). [caption id="" align="aligncenter" width="383" caption="Hiasan Natal berbentuk huruf "O" (Dwi-Kampretos)"][/caption] Catatan singkat, Sky Terrace 428 adalah viewing terrace (puncak tertinggi) di Peak Tower tempat kita dapat menikmati pemandangan 360 derajat Victoria Peak yang meliputi pemandangan Hong Kong sejauh mata memandang dan sebagian Kowloon, Pok Fu Lam Reservoir, Lamma Island juga terlihat dari situ jika udara tidak berkabut. Bagi yang ke The Peak tidak memakai jasa Peak Tram jangan kuatir tidak bisa menikmati pemandangan dari Sky Terrace karena kita dapat membeli tiket di Peak Tower  seharga HKD 30. Hampir lupa, untuk mencapai Peak Lower Station cara paling mudah dengan menaiki bus no 15C yang berpangkal di Central Star Ferry  dekat Pier No 8. Kalau mau jalan kaki ke sana juga bisa tapi jalannya pasti agak membingungkan bagi yang pertama kali menginjakkan kaki di Hong Kong. Jadi menurut saya shuttle bus merupakan alternatif termudah dan termurah setelah taksi, kita hanya bayar  sekitar HKD 4 saja. [caption id="" align="aligncenter" width="383" caption="Batang bambu bertuliskan nama, mirip huruf "V" (Dwi-Kampretos)"][/caption] Selain Peak Tram kita juga dapat mencapai The Peak dengan bus. Ada 2 alternatif, bus dari Central  (Bus no 15 dari Exchange Square Bus Terminus)  atau dari Tin Hau (bus no 15B dari Tin Hau Bus Terminus, dekat Tin hau MTR Station). Bus dari Central beroperasi tiap hari dengan tarif yang tidak mahal, kalau tidak ada kenaikan (tarif bus jarang naik di sini :D)kita cuma bayar sekitar HKD 10 untuk sekali jalan baik untuk bus yang berangkat dari Tin Hau maupun dari Central. Sayangnya bus dari Tin Hau hanya beroperasi pada hari Minggu atau pada hari libur nasional saja. Kedua trayek ini sebenarnya melewati rute yang sama, hanya saja berangkat dari starting point berbeda. [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Tempat minum mirip huruf "Q" (Dwi-Kampretos)"][/caption] Kalau Peak Tram menawarkan perjalanan yang unik dan klasik, perjalanan dengan bus juga tak kalah menarik karena pemandangan sepanjang jalan yang kita lalui sangat memukau. Karena bus meniti jalanan memutar untuk sampai di puncak otomatis kita disuguhi preview Hong Kong dari atas bagian per bagian ketika kita di dalam bis. Kenapa saya sebut preview karena sesampainya di The Peak kita akan bisa melihat Hong Kong dari atas sepenuhnya. Selain dua alternatif di atas, saya masih punya sau alternatif yang agak ekstrem, yaitu berjalan dari Central menyusuri Old Peak Road dan berhenti di The Peak. Biaya zero dollar, hanya dibutuhkan napas yang panjang dan kaki yang kuat. Perjalanannya pun tidak lama. Untuk naik hanya dibutuhkan satu jam lebih sedikit (tergantung seberapa banyak Anda istirahat di tengah perjalanan) dan untuk turun hanya perlu waktu setengah jam saja. [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Lamp post mirip huruf "C" (Dwi-Kampretos)"][/caption] Hari Minggu lalu saya memulai perjalanan dari Hong Kong Park melewati Aviary lalu mengambil jalan belakang menuju Hong Kong Botanical and Zoological Garden. Jalan tersebut merupakan jalan pintas terdekat ke sana, benar-benar pintas :D. Lalu saya menuju Children Playgroun dekat Garden Road dan di sana lah perjalanan yang sebenarnya dimulai. Ada anak tangga yang ke atas yang menuju dua arah, yang ke kiri menuju ke halte bus sedangkan jalur ke kanan yang agak sempit mengarahkan kita ke Garden Road yang berseberangan dengan Old Peak Road. Dari sana kita hanya perlu berjalan menurut sepanjang Old Peak Road. Pada suatu titik kita harus menyeberang dan naik tangga ke Queen Court lalu meneruskan perjalanan yang tanjakannya lumayan. Saya sarankan untuk berjalan melewati jalan bertangga daripada jalan menanjak tanpa tangga karena jalan bertangga tak begitu membuat kita menderita ketika harus melewati jalanan menanjak yang lumayan bikin napas putus-putus. [caption id="" align="aligncenter" width="383" caption="Cabang pohon mirip huruf "D" (Dwi-Kampretos)"][/caption] Dari situ kita harus terus naik dan menurut sehingga kita sampai ke jalur hiking yang memang disediakan untuk pejalan kaki. Banyak juga yang menempuh jalan ini menuju ke The Peak. tidak bisa dibilang ramai tapi tentu saja kami tidak sendirian waktu itu. Kebanyakan kami bertemu pejalan kaki yang turun gunung, bukan naik. Jalannya mulus, berkelok-kelok  dengan tanjakan yang tajam. Terasa sekali ketika naik maupun turun. Sengsara tapi nikmat sekali apalagi disuguhi udara yang segar, suara kicau burung dan pemandangan yang hijau sepanjang jalan. Rutenya tidak jauh kalau mau jujur, hanya saja tanjakan dan kelokan yang membuat perjalanan terasa lama. Saya tidak tahu kenapa tapi saya tidak bosan melewati rute-rute yang sama beberapa kali, tak hanya ke The Peak tapi juga Hiking trail yang lainnya. Sensasi menikmati alam dan tempat yang bebas dari suara kendaraan bermotor memang bikin ketagihan. Ketenangan yang menyejukkan yang membuat ketagihan. [caption id="" align="aligncenter" width="383" caption="Batang pohon kering di tengah hijaunya hutan, mirip huruf "I" (Dwi-Kampretos)"][/caption] Perjalanan berakhir jika kita bertemu plang di persimpangan. Jalur ke kanan mengarah ke The Peak Tower yang menuntun langkah kita menuju bagian belakang The Peak Tower, berakhir di dekat Lugard Road. Jalur ke kiri membawa kita ke Findley Lane dimana kita bisa melihat Peak Tram yang naik turun membawa penumpang dari dan ke Peak Tower. Jalur itu juga mengarah ke Lion Rock Pavillion, sebuah taman kecil tempat pengunjung duduk-duduk sambil melihat pemandangan, selebihnya sih foto-foto. Banyak juga yang berjualan suvenir berupa lukisan Hong Kong dari cat minyak di sekitar Lion Rock Pavillion. [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Siluet yang membingkai, mirip huruf "V" (Dwi-Kampretos)"][/caption] Saya kira itu saja yang saya bagi. Ada yang tertarik mengikuti jejak saya, berjalan ke The Peak?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun