Mohon tunggu...
Misri Gozan
Misri Gozan Mohon Tunggu... Guru Besar Teknik Kimia - UI, Ketua BATAP LAM TEKNIK-IABEE Persatuan Insinyur Indonesia

Ketua BATAP dan Komite Eksekutif LAM TEKNIK, Persatuan Insinyur Indonesia Guru Besar Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Pengasuh Pendidikan Dasar, Menengah dan Pesantren

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dana CSR untuk MBG: Apakah Realistis?

4 Oktober 2025   06:51 Diperbarui: 2 Oktober 2025   22:07 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolaborasi CSR dan APBN untuk MBG yang realistis (Sumber: Misri Gozan)

Pertama, sebaran perusahaan tidak merata. Di kota besar, perusahaan besar mudah ditemukan. Tetapi di daerah terpencil, hampir tidak ada perusahaan besar yang bisa menyalurkan CSR. Bila skema CSR dipaksakan 50% nasional, tentu akan timpang: kota besar terbantu, daerah miskin tetap menunggu APBN.

Kedua, alokasi CSR sudah padat agenda. Banyak perusahaan menyalurkan CSR untuk lingkungan, pendidikan, bantuan bencana, pemberdayaan masyarakat, dan sebagainya. Mengharapkan 50% langsung dialokasikan ke MBG jelas berat.

Ketiga, keberlanjutan CSR tidak selalu stabil. CSR umumnya diambil dari laba perusahaan. Jika perusahaan sedang merugi, dana CSR bisa menurun drastis. Tanpa regulasi dan insentif, kontribusi CSR untuk MBG akan fluktuatif.

Target Realistis

Karena itu, menurut saya langkah bijak adalah menempatkan 20–30% pembiayaan MBG dari CSR sebagai target awal yang realistis. Ini bisa diwujudkan lewat pilot project di kota besar, skema pooling CSR (gabungan beberapa perusahaan untuk mendanai sekolah atau daerah tertentu), atau branding “Sekolah Binaan Perusahaan X”.

Sementara itu, angka 50% sebaiknya ditempatkan sebagai target jangka panjang yang aspiratif. Jika sistem kemitraan CSR–pemerintah sudah matang, jika insentif fiskal diberikan, jika branding korporasi berjalan, maka perusahaan akan lebih bersemangat menyisihkan CSR untuk program MBG.

Dengan begitu, ide 50% tidak sepenuhnya ditolak, melainkan disusun sebagai arah jangka panjang.

Manfaat Bagi Perusahaan

Ada satu alasan penting mengapa saya tetap optimis mendorong CSR: karena bagi perusahaan, CSR bukan beban mati. CSR adalah alat branding. Bayangkan sebuah sekolah dengan spanduk “Program MBG ini didukung oleh Perusahaan X”. Itu promosi positif, murah, dan menyentuh langsung masyarakat. 

CSR juga bisa dipandang sebagai investasi sosial. Generasi yang sehat hari ini akan menjadi tenaga kerja produktif di masa depan. Perusahaan juga lebih “rela” menyalurkan dana CSR ketimbang pajak, karena hasilnya bisa dilihat dan dipublikasikan. Bisa "dijual" di dalam dan luar negeri. 

Kolaborasi yang Mungkin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun