Jalan Panjang Vokasi Indonesia
Di Indonesia, jumlah program studi akademik lebih dari 70%, sisanya adalah pendidkan vokasi. Peserta pendidikan hanya sekitar 16% siswa menengah dan 13% mahasiswa menempuh jalur vokasi. Budaya industri pun masih jauh dari perguruan tinggi. Untuk menjadi negara industri, Indonesia tidak cukup hanya membangun gedung SMK atau politeknik. Yang dibutuhkan adalah ekosistem, kurikulum adaptif, dosen berpengalaman industri, serta insentif untuk kolaborasi kampus dengan dunia usaha.
Meningkatkan proporsi program vokasi bukan perkara mudah. Apresiasi masyarakat terhadap lulusan vokasi masih rendah. Namun ini bisa diubah melalui kebijakan afirmatif, seperti regulasi pengakuan setara, jalur karier ASN dan industri untuk lulusan vokasi, serta insentif fiskal bagi perusahaan yang terlibat dalam pelatihan vokasi.
Meniru sistem begara-negara maju seperti Jerman bukan berarti menyalin bulat-bulat, tetapi mentransformasikan budaya dan struktur pendidikan vokasi Indonesia agar lebih kolaboratif dan sesuai dengan kebutuhan industri.
Di tengah revolusi industri dan AI, Indonesia tidak memerlukan lebih banyak sarjana yang kebingungan setelah lulus. Kita justru membutuhkan lebih banyak teknisi yang mampu memahami dan mengoperasikan mesin serta bersaing di dunia nyata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI