Mohon tunggu...
Misbahuddin Moerad
Misbahuddin Moerad Mohon Tunggu... Dosen, Traveling dan Pendaki

Pendaki Gunung

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kampung Warna-Warni Jodipan: Saat Cat, Jemuran, dan Senyum Warga jadi Atraksi

15 Oktober 2025   06:45 Diperbarui: 15 Oktober 2025   14:59 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Kampung Warna Warni./Koleksi: Misbah Moerad."

"Dari Gang Sempit Jadi Dunia Pelangi -- Cerita dari Jodipan"

Kompasianer, kami turun ke kota Malang dan mampir ke Kampung Warna-Warni Jodipan. Begitu masuk area parkirnya, suasananya langsung beda --- meriah, cerah, dan ceritanya banyak. Kayak dunia yang baru dicuci dan dijemur di bawah sinar matahari.

Dari atas jembatan kaca, pemandangan kampung ini benar-benar unik. Rumah-rumah warga dicat warna-warni --- kuning, biru, merah muda, hijau stabilo --- pokoknya kombinasi yang bikin mata susah diam. Tapi yang paling menarik bukan cuma warnanya, melainkan cerita di baliknya. Katanya dulu kampung ini kumuh, tapi kemudian diubah jadi destinasi wisata berkat ide mahasiswa dan semangat warga. Dan hasilnya luar biasa --- dari tempat yang dulu dihindari, sekarang malah diburu wisatawan buat foto.

"Bergaya disini./Koleksi: Misbah Moerad."

Kami jalan pelan-pelan di gang sempit. Setiap sudut seperti punya kepribadian sendiri: ada mural tokoh film, gambar hewan lucu, tulisan motivasi, dan beberapa spot yang memang disiapkan buat foto-foto. Saya sempat foto di depan gambar ikan raksasa yang kayaknya lagi senyum ke kamera. Istri saya malah ketawa, katanya "senyummu kalah lebar, Pah."

Tapi yang bikin hangat bukan cuma warna dindingnya, melainkan warna warganya.
Anak-anak kecil menyapa, ibu-ibu di depan rumah tetap asik ngupas sayur sambil senyum kalau kita lewat, dan para bapak yang jaga parkir masih sempat bercanda soal asal kami.
Semuanya terasa ringan dan akrab, kayak pulang ke kampung sendiri tapi versi yang dicat pelangi.

"Kampung Warna Warni./Koleksi: Misbah Moerad."

Di salah satu rumah, kami beli es dawet dan duduk sebentar di bangku kayu sambil lihat arus wisatawan naik-turun tangga. Di situ saya mikir, ternyata keindahan itu nggak selalu datang dari tempat mahal --- kadang cukup dari dinding yang dicat ulang, dan hati yang ikut terbuka.

Sebelum pulang, kami sempat foto di bawah tulisan besar "Kampung Warna-Warni Jodipan". Langit sore Malang mulai berubah jingga, cat-cat di dinding makin bersinar kena cahaya senja. Dan di tengah semua warna itu, saya sadar:
perjalanan nggak selalu tentang tempat baru --- kadang tentang cara kita melihat yang lama dengan mata berbeda.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun