Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Surabaya Pilihan

Dari Risma ke Eri: Mengapa Surabaya Kini Terlihat Mandek?

5 Oktober 2025   06:00 Diperbarui: 6 Oktober 2025   06:12 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tinggal di wilayah timur Surabaya, dekat dengan jalur yang seharusnya dilalui OERR. Setiap hari saya merasakan langsung dampak kemacetan karena akses jalan yang sempit dan tidak ada alternatif jalur besar. 

Bagi kami, warga di kawasan ini, JLLT bukan sekadar proyek pembangunan --- melainkan kebutuhan mendesak untuk kelancaran mobilitas dan ekonomi lokal.

Namun hingga tahun 2025 ini, proyek itu seperti jalan di tempat. Tidak ada kejelasan progres, tidak ada transparansi tentang hambatan, dan yang muncul justru berbagai acara seremonial lain yang tidak berkaitan langsung dengan kebutuhan warga.

Bagi saya, ini bukan sekadar soal infrastruktur yang tertunda. Ini soal arah kebijakan dan prioritas. 

Ketika proyek vital yang sudah ditunggu puluhan tahun tak kunjung selesai, sementara energi pemerintah lebih banyak tersita untuk kegiatan simbolik, kita patut bertanya: di mana fokus pembangunan Surabaya sebenarnya?

Pemerintahan Tanpa Visi Jangka Panjang

Saya tidak menutup mata bahwa setiap pemimpin punya gaya dan pendekatan berbeda. Tapi pemimpin daerah juga harus punya visi jangka panjang. 

Surabaya bukan kota kecil yang bisa dikelola dengan pola acara harian. Kota ini membutuhkan strategi besar --- terutama dalam hal tata ruang, transportasi, dan ekonomi masyarakat.

Ketika Pemkot justru menurunkan target PAD dan mengandalkan utang, artinya tidak ada visi kemandirian fiskal yang jelas. Ini sangat berbahaya. 

Karena sekali pemerintah daerah nyaman berutang, kebiasaan itu bisa menjadi pola berulang. Setiap kali ada defisit, solusi instannya adalah pinjaman.

Padahal, dengan potensi ekonomi Surabaya --- mulai dari sektor perdagangan, jasa, industri kreatif, hingga pajak daerah --- seharusnya pemerintah bisa menciptakan sistem yang lebih produktif. 

Banyak aset daerah yang belum dioptimalkan, banyak lahan tidur milik Pemkot yang bisa dikelola secara produktif melalui kerja sama publik-swasta. Tapi semua itu butuh perencanaan matang dan keberanian politik.

Dari Kota Teladan Menjadi Kota yang Kehilangan Arah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun