Otak berada dalam kondisi aktif setengah sadar, sedangkan otot-otot tubuh masih berada dalam fase lumpuh yang seharusnya hanya terjadi ketika bermimpi di fase tidur REM.Â
Perbedaan antara kesadaran otak dan kondisi tubuh ini memunculkan pengalaman yang terasa nyata, mulai dari sensasi berat di dada, kesulitan bernapas, hingga halusinasi berupa bayangan atau sosok asing.
Banyak laporan yang serupa dari berbagai belahan dunia. Di Asia, pengalaman sleep demons sering dikaitkan dengan mitos "ditindih hantu" atau "ketindihan".Â
Di Barat, fenomena ini disebut sebagai "night hag" atau penyihir malam, sosok yang digambarkan duduk di dada orang yang sedang tidur.Â
Meski penjelasan budaya berbeda-beda, kesamaan cerita ini menunjukkan bahwa sleep demons adalah fenomena universal yang dialami manusia lintas generasi dan wilayah.
Perbedaan Sleep Paralysis dan Sleep Demons
Sering kali orang menganggap sleep paralysis dan sleep demons adalah hal yang sama. Padahal, keduanya sebenarnya merujuk pada dua sisi berbeda dari fenomena yang sama.Â
Sleep paralysis adalah istilah medis yang menjelaskan kondisi ketika tubuh tidak bisa bergerak saat transisi tidur ke bangun atau sebaliknya.Â
Ini murni kondisi biologis yang terjadi karena otot-otot tubuh berada dalam keadaan lumpuh sementara, yang normalnya berfungsi agar seseorang tidak bergerak mengikuti mimpi dalam tidurnya.
Sleep demons adalah istilah untuk menyebut pengalaman subjektif yang menyertai kondisi tersebut.Â
Ketika seseorang merasa melihat sosok hitam, mendengar suara bisikan, atau merasakan kehadiran sesuatu yang menakutkan, semua itu termasuk ke dalam pengalaman sleep demons.Â
Dengan kata lain, sleep paralysis adalah kondisi dasar, sedangkan sleep demons adalah pengalaman emosional dan halusinasi yang muncul di atasnya.Â