Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tinggal di Kontrakan, Mengapa Masih Dipandang Sebelah Mata?

12 Juli 2025   18:00 Diperbarui: 13 Juli 2025   09:38 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi rumah kontrakan (sumber:freepik/peoplecreations)

Banyak orang masih mikir kalau ngontrak rumah itu cuma fase sementara. Sementara belum sukses. 

Sementara belum stabil. Pokoknya, ngontrak sering dianggap sebagai "masa transisi" sebelum akhirnya punya rumah sendiri. Tapi kenyataannya, enggak semua orang ngontrak karena terpaksa. 

Ada yang memang memilih untuk ngontrak karena alasan yang masuk akal. Sayangnya, pilihan ini masih sering dipandang rendah.

Di Indonesia, rumah bukan cuma tempat tinggal. Rumah sering dijadikan simbol kesuksesan. 

Kalau udah punya rumah sendiri, berarti udah mapan. Tapi kalau masih ngontrak, ya berarti belum "jadi orang". Padahal hidup nggak bisa disamaratakan seperti itu.

Hidup Ngontrak Itu Nggak Salah

Coba bayangin, ada keluarga yang ngontrak karena sadar belum siap ambil cicilan panjang. 

Ada juga yang pengin fleksibel, biar gampang pindah kalau kerjaan atau sekolah anak butuh. Bahkan ada yang uangnya lebih diprioritaskan buat hal lain kayak pendidikan, kesehatan, atau nabung.

Tapi apa yang terjadi? Pilihan mereka sering dihakimi. Orang-orang bilang, "Kapan beli rumah?", "Kok gaji segitu masih ngontrak?", "Masa anak udah sekolah tapi masih ngekos?"

Pertanyaan-pertanyaan itu mungkin kelihatannya sepele, tapi buat yang ditanya, itu bisa jadi tekanan mental. Seolah-olah hidup mereka salah, padahal mereka cuma lagi menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada.

Label "Cuma Ngontrak" Itu Berat

Begitu tinggal di rumah kontrakan, orang sering langsung dikasih label: belum sukses, belum mapan, warga sementara. Dan parahnya, label itu enggak cuma jadi omongan. Ia berubah jadi perlakuan nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun