Buat kalian yang merasa pengeluaran akhir-akhir ini makin enggak terkontrol, dompet terasa makin tipis tanpa tahu ke mana larinya uang, atau bahkan kebiasaan boros sudah jadi gaya hidup, mungkin ini saat yang tepat untuk coba metode sederhana bernama financial fasting atau puasa keuangan.Â
Konsep ini mirip seperti puasa makanan: kita menahan diri dari hal-hal yang sebenarnya tidak kita butuhkan, supaya uang kita tidak terbuang sia-sia.
Puasa keuangan bukan berarti jadi pelit atau menyiksa diri, tapi justru melatih disiplin finansial secara sadar.Â
Ini bisa jadi langkah awal untuk memperbaiki cara kita mengelola uang, supaya lebih bijak, lebih sehat, dan pastinya lebih tenang.Â
Nah, berikut ini beberapa strategi sederhana yang bisa kamu terapkan untuk menjalani puasa keuangan tanpa merasa tersiksa.
Stop Pengeluaran di Luar Kebutuhan
Salah satu prinsip dasar dari puasa keuangan adalah berhenti belanja untuk hal-hal yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Kedengarannya simpel, tapi praktiknya sering kali enggak semudah itu.Â
Kita sering tidak sadar bahwa uang kita bocor di hal-hal kecil yang tampaknya sepele padahal kalau dijumlahkan bisa bikin dompet nangis.
Ambil contoh: jajan minuman Rp20.000 per hari. Sekilas enggak terasa besar, tapi dalam sebulan bisa jadi Rp600.000 sampai Rp750.000.Â
Itu angka yang cukup signifikan kalau diubah jadi tabungan atau dana darurat. Padahal, bikin kopi atau minuman sendiri di rumah bisa jauh lebih murah, bahkan enggak sampai Rp5.000 per gelas.
Membedakan antara kebutuhan dan keinginan adalah kuncinya. Kebutuhan adalah hal-hal yang penting untuk bertahan hidup: makanan pokok, listrik, transportasi, internet, dan sebagainya.Â