Generasi Z dan milenial semakin mengubah cara pandang terhadap pekerjaan dan kehidupan.Â
Alih-alih bekerja terus-menerus hingga pensiun di usia tua, mereka mulai mengadopsi konsep micro retirement atau pensiun mikro, yaitu jeda sementara dari dunia kerja untuk fokus pada hal-hal yang mereka sukai.
Tren ini mencerminkan perubahan budaya kerja modern, di mana keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan menjadi prioritas utama.Â
Namun, bagaimana sebenarnya konsep micro-retirement ini bekerja? Yuk, simak penjelasannya!
Apa Itu Micro-Retirement?
Dilansir dari Business Insider, micro-retirement adalah konsep di mana seseorang memilih untuk berhenti bekerja sementara, baik itu beberapa bulan hingga beberapa tahun, untuk fokus pada hal-hal yang mereka suka.Â
Aktivitas yang dilakukan selama masa micro-retirement bisa beragam, mulai dari mengejar passion, menekuni hobi, hingga mencoba bisnis sampingan.
Banyak pekerja muda yang mengambil micro-retirement tanpa alasan spesifik.Â
Beberapa melakukannya untuk menjalani keinginan pribadi yang selama ini terhambat oleh pekerjaan, sementara yang lain ingin mencoba keberuntungan dalam dunia bisnis.
Berbeda dengan pensiun tradisional yang dilakukan di akhir karier, micro retirement memungkinkan seseorang menikmati beberapa kali "pensiun dini" sepanjang hidup mereka.Â
Setelah jeda, mereka dapat kembali bekerja dengan semangat dan perspektif baru.