Agus duduk memandangi tanaman kaktus yang mulai dia kembangkan tiga tahun lalu, dengan kopi hitam pekat dan rokok di tangan, dia hembuskan asap rokok dari mulutnya, dia perhatikan dari tempat duduknya kaktus Ariocarpus, kaktus ini tidak memiliki duri seperti kaktus-kaktus pada umumnya.
Daunya yang berbentuk prisma, ada yang berbentuk melengkung pada ujung daunnya, ada yang tumpul dan ada yang runcing pada daunya, dari lima warna yang dominan dari kaktus ini, warna merah dan putih yang sering diminta oleh pelanggan untuk souvenir perkawinan.
Ya....sudah sejak tiga tahun ini Agus memulai kegiatan baru, menanam kaktus, hobi dan sekaligus menambah mata pencahariannya, biasanya kalau mau pesan untuk souvenir perkawinan pemesanan enam bulan sebelumnya, karena memang rata-rata untuk souvenir perkawinan minimal pemesanan 1.000 buah, dengan berbagai macam jenis kaktus, tentu ini memerlukan waktu untuk mengembangbiakan.
Agus masih menikmati kopinya, tanpa di temani nasi goreng buatan Fitri istrinya, karena sang istri lagi senang-senangnya memiliki cucu pertama, dari anak tertua mereka Aldy.
Handphone yang di letakan dimeja disamping kopi berdering, terlihat nama pemanggil Yudhi Basri, Agus mengambil dan menerima panggilan itu.
"Selamat pagi Pak Yudhi."
"Pagi, Pak Agus."
"Untuk pesanan kaktus saya, bisa diantar siang ini kerumah Pak Agus, ?"
"Bukannya pesanan Bapak besok pagi jam enam saya antar langsung ke tempat resepsi acara Pak ?"
"Ia, awalnya seperti itu, tapi ini rembukan dengan keluarga, minta diantar siang ini, bisa Pak Agus.?"
Agus diam sebentar belum memberikan jawaban," Bisa pak, Cuma saya khawatir, saat membawa besok ke tempat resepsi ada kerusakan."