"Bagaimana kabar bu bos ? sehat ?" Dessy bertanya.
Catur megangguk. "Kabar baik, Des. Cuma ibu belum ke kantor, katanya menunggu masa idahnya selesai, berarti tinggal satu bulan lagi." Catur mengangkat tangan dan mengacungkan jari telujuk. Ini malam kesekian jadwal kunjungan Catur ke rumah Dessy. Berkunjung kerumahnya selalu membawa kenikmatan tersendiri, apalagi kini Dessy semakin dekat dan komunikasi seperti minum obat 3 x 1, begitupun dengan Azka, sebentar saja dia bersama Catur, setelah itu seperti tahu diri perlahan dia masuk kedalam dan tenggalam dalam keberduannya bersama si bibi.
Dessy membuatkan milo panas kesukaan Catur, diambilnya handphone dan membuka aplikasi go-food, dia bertanya ke Catur, "mau martabak manis air mancur, apa mau yang lain.?"
"Martabak manis boleh juga, kalau ada sekalian tahu isi pedes." Kata Catur
"Apa lagi ?" Kata Dessy
"Sudah, itu saja."
Catur terdiam, membiarkan Dessy menggunakan handphone nya untuk memesan pesanan ke go-food, Catur terus memandang Dessy yang membuat Dessy sedikit salah tingkah. "Apa liat-liat ?" Â macam ngeliat apa aja," Catur tetap memandang wajih Dessy, yang sedikit membuat wajah Dessy memerah apa lagi di terpa sinar lampu teras rumah, namun Catur tetap dan memandang Dessy terus.
"Dessy tinggal masuk aja ya ?" rajuknya, kalau diam aja mending Dessy tinggal masuk, lanjutnya.
"Usia kita kan semakin tua, Dessy juga kan, mungkin ada baiknya kita bicarakan rencana pernikahan kita, Â kita bicarakan tentang masa depan kita," kata Catur
"Dik Catur mau cepet-cepet nikah, nanti dik Catur menyesal lho." Berkata begitu Dessy sambil menggoyang-goyangkan badannya persis seperti ABG saja. Catur yang dipanggil dik, oleh Dessy, cuma mengulang kalimat Dessy sambil sedikit senyum di tahan, dik Catur." Katanya
"Ia kan usianya tua Dessy satu tahun."