Mohon tunggu...
Lampu yang terang
Lampu yang terang Mohon Tunggu... -

Manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nasib Rakyat di Daerah Terpencil

14 April 2015   10:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:08 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14289804871026792556

Nasib Rakyat di Daerah Terpencil

''Kemana Para pejabat dan wakil rakyat, kok tidak pernah kesini lagi setelah usai masa kampanye tahun lalu''

Oleh : Misbahul Munir

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau. Selain pulau, negari yang katanya serpihan surga ini juga mempunyai wilayah perairan atau laut sangat luas, dengan panjang pantai terluas Didunia.

Indonesia juga merupakan salah satu negara terluas di Dunia. Wilayahnya yang terdiri dari daratan dan lautan dengan kekayaan sumber daya alam yang amat sangat melimpah didalamnya. Indonesia juga memiliki tanah yang subur.

Selain kaya akan sumber daya alam (SDA), Indonesia juga kaya akan sumber daya manusia (SDM). Untuk saat ini, Indonesia mempunyai jumlah penduduk terbesar ke-empat di Dunia, dibawah Cina, Amerika serikat dan India. Ini merupakan kekayaan yang tak ternilai. Seandainya jika semua sumber daya yang ada di Negeri ini dikelola dengan baik dan benar, pastilah indonesia akan menjadi negeri yang makmur dan sejahtera. Bahkan mungkin bisa menjadi salah satu negara yang maju dalam segala bidang. Termasuk dalam bidang Ekonomi.

Namun nyatanya, dengan adanya sumber daya yang amat sangat melimpah tersebut, nampaknya belum bisa menjadikan indonesia sebagai negara yang maju dalam segala bidang. Termasuk dalam bidang ekonomi, Indonesia masih belum bisa dikatakan maju.

Tampaknya sumber daya yang sangat melimpah ruah tersebut belum bisa dikelola dengan baik dan benar. Rakyat yang ada di Indonesia belum bisa menikmati kekayaan yang ada di negeri yang ia miliki. Bahkan ironinya lagi, kekayaan akan sumber daya tersebut tidaklah dinikmati oleh rakyat indonesia, tetapi malah dinikmati oleh pihak asing yang mempunyai banyak modal. Pihak asing tersebutlah yang banyak menikmati hasil kekayaan Indonesia. Inilah yang membuat rakyat Indonesia semakin menderita. Kekayaan yang rakyat miliki, ternyata tidak bisa membuatnya menjadi sejahtera. Kehidupannya semakin hari malah semakin sengsara.

Hal inilah yang dirasakan oleh masyarakat yang ada didesa Transbandep Embacang. Desa yang berada di kecamatan Mesuji Raya, Kabupaten Ogan komering Ilir, Sumatra Selatan. Daerah ini merupakan daerah yang terpencil. Jauh dari jangkauan perkotaan. Jaringan telepon seluler saja masih sangat sulit. Jalan untuk masuk daerah inipun masih sangat sulit. Apalagi kalau musim penghujan, jalan yang biasa dilewati menjadi sangat becek dan banyak lumpur. Ini salah satu alasan yang membuat kehidupan ditempat tersebut semaikin sengsara.

Ini merupakan akses jalan masuk menuju desa Transabandeb Embacang.

Daerah ini sebenarnya berada pada perkebunan kelapa sawit. Namun perkebunan tersebut tidak bisa dimiliki oleh masyarakat desa Transabandep Embacang. Perkebunan kelapa sawit tersbut banyak dikuasai oleh pihak asing. Pihak asing yang menanamkan modal dan meiliki pabrik kelapa sawit, seolah menjadi penguasa tunggal disana. Tidak ada yang bisa dan berani mengusiknya.

Lalu bagaimana dengan nasib masyarakat di daerah tersebut? Masyarakat didaerah tersebut hanya dijadikan sebagai pekerja untuk memanen dari hasil perkebunan kelapa sawit tersebut. Ibaratnya hanya dijadikan kuli atau buruh kasaran dirumah sendiri. Penghasilannya pun tidak tetap. Masa depan masyarakat daerah tersebut pun masih belum jelas. Entahlah!

Apalagi jika ditambah dengan keadaan yang seperti saat ini. Bahan Bakan Minyak yang terus naik dan tidak jelas, yang di imbangi dengan melonjaknya harga segala bahan pokok. Untuk mencukupi kehidupan sehari-hari saja sangat sulit. Lalu bagaimanakah nasib rakyat yang berada didaerah terpencil tersebut? Siapakah yang bisa memperjuangkan nasib mereka? Akankah kehidupan mereka akan berlanjut seperti itu secara terus menerus?

Wallaahu a’lam! (*)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun