Mohon tunggu...
Misbachul Chairil Anwar
Misbachul Chairil Anwar Mohon Tunggu... -

Manusia yang sesungguhnya adalah yang mau belajar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Misteri Doa

2 Februari 2012   00:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:10 4958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sepasang suami istri yang sudah cukup lama menikah namun belum dikarunia momongan oleh Allah. berbagai macam usaha dilakukan agar bisa memiliki momongan, tapi belum juga dikaruniai momongan bahkan sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Banyak saran dari teman dan saudara untuk meniunaikan haji dan minta sungguh-sungguh disana. akhirnya dengan berbagi pertimbangan pasutri ini mendaftarkan haji dan saat itu daftar antrian belum panjang dan bisa berangkat di tahun itu juga.

Di Baitullah, sepasang suami istri ini inti doanya adalah memohon kepada Allah untuk diberikan keturunan/anak yang sholeh dan sholehah“Robbi Habli Minassholihin” doa ini selalu dipanjatkan disetiap ibadah yang dia lakukan. baik ibadah fardhu, wajib maupun sunnah tidak lupa menyertakan doa ini.  mereka berdua yakin bahwa doanya pasti dikabulkan oleh Allah.

Sesampainya  ke tanah Air ternyata Allah memberikan jawaban atas doa kedua pasangan suami istri ini, namun tak di sangka jawaban Allah tidak seperti apa yang dibayangkan. Si suami justru menikah lagi dengan seorang wanita yang kebetulan satu kelompok jamaah ketika melaksanakan ibadah haji. subhanallah, betapa kesal, jengkel, marah perasaan hati dan pikiran si istri yang pertama. Ya Allah, kami memohon pada engkau anak, tapi kenapa engkau beri “madu”? bingung, gundah beribu perasaan menyelimuti perasaan istri tua, namun dengan seiring berjalannya waktu dia mencoba untuk menerima keputusan Allah. mungkin ada skenario di balik semua ini.

Beberapa waktu kemudian Ternyata istri muda mengandung anak dari suaminya, Subhanallahbetapa hati istri yang pertama semakin sakit, semakin merasa jengkel, marah dan mungkin suudhon dengan Allah. ” Ya Allah, kami menginginkan seorang keturunan tapi kenapa keturunan itu bukan dari rahimku?” dia merasa bersalah dalam berdo, namun dia berusaha untuk tabah dan teegar menghadapi semuanya. seiring berjalannya waktu akhirnya istri pertama juga lebih tenang dan bisa menyesuaikan diri lagi.

Disaat istri pertama hamil tua, sang suami mendapatkan tugas ke luar kota sehingga meminta istri tua untuk mendampingi istri muda bila suatu saat akan melahirkan, karena istri tua ini taat maka dia patuh pada suaminya. Bertemulah kedua istri ini dan terjadi dialog yang sangat luar biasa diantaranya istri muda mengatakan “Mbak, maaf bila saya selama ini mengganggu kebahagiaan mbak, namun ketika saya menunaikan ibadah haji doa saya adalah agar saya mendapatkan jodoh, ternyata Allah menjadikan suami Mbak sebagai suamiku. sebenarnya saya juga merasa tidak enak menjadi istri ke dua namun ini adalah keputusan dari Allah.

Istri muda ini melanjutkan pembicaraannya, saya tahu bahwa Mbak dan suami ketika itu memohon kepada Allah untuk diberikan seorang anak, maka saya berazam anak yang ada dalam kandungan ini akan saya serahkan kepada Mbak untuk mbak anggap sebagai anak karena dalam tubuh anak ini mengalir darah suami mbak. Istri Tua pun dengan berlingangan air mata menerima  tawaran dari istri muda, Ya Robbi betapa bahagianya di karunia seorang anak yang tidak berdosa walaupun bukan dari rahimnya sendiri.


Setelah melahirkan maka benar istri muda menyerahkan putranya pada istri tua untuk di asuh. Istri tua ini sangat bahagia dengan putra yang saat ini di dekapannya, walaupun tidak lahir dari rahimnya namun dia merasa bahwa darah yang mengalir di tubuh anak ini adalah darah suaminya yang menjadi bagian dari hidupnya. Namun keajaiban tidak hanya sampai disini, empat bulan anak ini lahir ternyata istri tua ini akan dikaruniai anak dari rahimnya sendiri, Subhanallah dia mengandung.

Ibrah:

- Doa seseorang pada Rabnya pasti akan dikabulkan, dengan cara apa dan bagaimana itu hak preogatif dan kreatifitas Allah yang maha segalanya

- Kebahagiaan sesungguhnya bukan pada nafsu dan gaya hidup seseorang, namun pada ketaatan seseorang pada syartiat Allah, misalnya saja seorang istri yang dimadu mungkin ada rasa jengkel, marah dan sakit hati itu wajar, namun rasa sakit, jengkel dan marah itu bila dikembalikan pada syariat maka akan diganti Allah dengan kenikmatan di dunia dan diakhirat ditawari surga dari pintu mana saja bebas memasukinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun