Mohon tunggu...
Meirna Fatkhawati
Meirna Fatkhawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyukai dunia menulis || "sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lain" || Salam Literasi || silahkan berkunjung www.mirnaaf.com

Selanjutnya

Tutup

Film

"The Boy In The Striped Pyjamas", Melihat Perang dalam Dunia Anak-anak

18 Januari 2019   11:34 Diperbarui: 18 Januari 2019   11:51 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tertarik dengan film ini karena cover filmnya. Pada gambar covernya itu ada 2 anak laki-laki yang sedang duduk berhadapan.Awalnya saya tak menduga bahwa ini film tentang NAZI di zaman perang dunia abad lalu. Film ini diangkat dari novel dengan judul yang sama. Penulisnya adalah John Boyne asal Irlandia.

FYI (for your information): saya menonton film ini di aplikasi streaming NETFLIX. Ketika sedang ada promo trial 30 hari. Caranya cukup mudah. Hanya log in saja,bisa melalui akun email. Kemudian cusss.... langsung bisa nonton gratis. Ini LEGAL loh. Kualitas gambarnya juga bagus. Beda halnya jika download film di website-website ilegal. Yang bisa jadi merugikan industri perfilman.  Film ini termasuk sad ending. Siap-siap sediakan tisu ya. Haha.

Bruno, kakaknya, ayah dan ibunya pindah rumah. Bruno termasuk anak yang aktif, dan senang bereksplorasi. Maka dari itu, ketika Bruno melihat sebuah tempat yang menurutnya tak biasa langsung dijumpainya. Tempat tersebut adalah kamp konsentrasi untuk orang Yahudi. Bruno sungguh tak mengetahui hal itu.

Bruno senang sekali mendapatkan teman baru. Namanya Schmuel. Seorang anak laki-laki yang selalu memakai piyama (baju tidur) dan tinggal di kamp konsentrasi. Ya, Schmuel adalah anak Yahudi. Sedangkan Bruno adalah anak dari organisasi NAZI. *btw susah nulis nama Schmuel dan susah disebut. Hehe.

Bruno beberapa kali datang ke kamp tersebut untuk bermain dengan Schmuel. Pada kesempatan terakhirnya bermain, Bruno masuk ke kamp Yahudi. Lalu mengenakan baju yang sama dengan kaum Yahudi lannya. Memakai baju tidur. Bruno masuk ke kamp karena ingin membantu Schmuel mencari ayahnya. Akan tetapi, sungguh malang nasib Bruno karena tak sengaja digiring masuk ke ruang gas. Proses ini disebut Holocaust.

Sungguh sedih lah film ini. Kasian banget Bruno harus menjadi korban karena kekejaman ayah dan kaumnya. Kenapa korbannya harus anak-anak? Nggak tega. Hiks. Setelah menonton film ini, saya menyimpulkan ada  maksud tersurat. Pesan tersebut adalah kekejaman NAZI tidak akan pernah bisa dilupakan karena kekejamannya kepada kaum Yahudi tanpa pandang usia.

Pesan positif yang saya dapatkan dari film ini yaitu:

  • Lakukan kebaikan sekecil apapun karena nanti akan dibalas Tuhan. Begitu juga sebaliknya saat kita melakukan keburukan. Keburukan akan dibalas dengan keburukan juga.
  • Perhatikan perkembangan anak dengan cermat. Ketika anak berusia 9 tahun, (seperti Bruno) anak belajar dengan cara bersosialisasi dengan teman-temannya. Waktunya lebih banyak digunakan untuk bermain.

Salam literasi .

Referensi :

Wikipedia.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun