Mohon tunggu...
Mira Widya Saragih
Mira Widya Saragih Mohon Tunggu... Universitas Brawijaya

Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Mikroplastik terhadap Kesehatan Manusia dan Lingkungan

2 Juni 2025   12:30 Diperbarui: 2 Juni 2025   12:30 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran kurang dari 5 milimeter yang telah menjadi salah satu polutan paling mengkhawatirkan di era modern. Keberadaannya yang hampir tak terlihat mata namun tersebar luas di lingkungan kita menimbulkan pertanyaan serius tentang dampaknya terhadap kesehatan manusia dan kelestarian ekosistem global. 

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata manusia mengonsumsi sekitar 5 gram mikroplastik per minggu. Sumber utama mikroplastik berasal dari degradasi sampah plastik yang lebih besar, peluruhan ban kendaraan, pencucian pakaian sintetis, dan mikromanik dari produk kosmetik dan perawatan pribadi. Setiap kali kita mencuci pakaian berbahan sintetis, ribuan serat mikroplastik terlepas dan mengalir ke sistem pengolahan air yang belum mampu menyaringnya secara efektif.

Meskipun penelitian tentang dampak mikroplastik terhadap kesehatan manusia masih terus berkembang, beberapa temuan awal sudah cukup mengkhawatirkan. Mikroplastik telah ditemukan dalam darah manusia, plasenta ibu hamil, dan bahkan ASI. Keberadaannya di organ vital seperti paru-paru, hati, dan ginjal menimbulkan kekhawatiran tentang potensi gangguan fungsi organ jangka panjang.

Studi epidemiologi juga mulai mengaitkan paparan mikroplastik dengan peningkatan kasus penyakit inflamasi, gangguan pencernaan, dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Meskipun hubungannya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, pola yang muncul sudah cukup untuk memicu alarm dalam kesehatan global.

Dampak mikroplastik terhadap lingkungan sama mengkhawatirkannya dengan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Di ekosistem laut, mikroplastik telah menjadi bagian dari rantai makanan, mulai dari plankton hingga ikan predator besar. Konsumsi mikroplastik oleh organisme laut tidak hanya mengganggu sistem pencernaan mereka, tetapi juga mengubah perilaku makan dan reproduksi.

Penelitian menunjukkan bahwa zooplankton yang mengonsumsi mikroplastik mengalami penurunan kemampuan bereproduksi hingga 50%. Mengingat peran vital zooplankton sebagai dasar rantai makanan laut dan penghasil oksigen, gangguan pada populasi mereka dapat berdampak cascading pada seluruh ekosistem laut.

Di ekosistem darat, mikroplastik dalam tanah dapat mengubah struktur tanah, mengurangi kesuburan, dan mengganggu pertumbuhan tanaman. Cacing tanah yang mengonsumsi mikroplastik menunjukkan penurunan berat badan dan perubahan perilaku, yang pada akhirnya mempengaruhi proses dekomposisi dan siklus nutrisi tanah.

Mikroplastik bukan lagi masalah masa depan, tetapi krisis yang sedang kita hadapi saat ini. Setiap hari yang berlalu tanpa tindakan nyata berarti semakin banyak mikroplastik yang terakumulasi di lingkungan dan tubuh kita. Generasi mendatang akan mewarisi konsekuensi dari tindakan atau ketidaktindakan kita hari ini.

Saatnya untuk mengakui bahwa kemudahan hidup yang ditawarkan oleh plastik memiliki harga yang terlalu mahal untuk dibayar. Transisi menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan mendesak untuk kelangsungan hidup spesies manusia dan planet yang kita huni.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun