Beas Kaheman, Kegiatan Pendidikan Istimewa Pelajar Purwakarta di Bulan Ramadan

Selain itu untuk menjadikan satuan pendidikan sebagai sarana pembentukan sikap dan perilaku positif dari peserta didik yang tidak terpisahkan dengan rumah dan lingkungan tempat tinggalnya. 

Dan satu hal utama adalah menjalin hubungan yang harmois dan sinergis antara guru dan orang tua peserta didik dalam mewujudkan cita-cita pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya.

Dan di masa pandemi ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta dibawah pimpinan DR.H. Purwanto, M.Pd melakukan berbagai inovasi pembelajaran dalam rangka mengembangkan pendidikan karakter yang sudah lama diterapkan di Purwakarta.

Setelah membuat Gerakan Tatanen di Bale Atikan yang merupakan inovasi pembelajaran dengan bertujuan agar anak didik lebih produktif, lebih mencintai, dan menghargai tidak hanya dirinya sendiri, lingkungan tempat tinggalnya maupun makhluk hidup lainnya yang ada di dunia ini. 

Selain itu inovasi pembelajaran Tatanen ini diharapkan mampu mencetak para siswa yang matang dan berkarakter secara wawasan, sikap, dan perilaku ekologi.

Saat ini Gerakan Tatanen di Bale Atikan sudah diterapkan di semua sekolah bahkan beberapa sekolah di Purwakarta sudah bisa menjual hasil dari program pembelajaran ini seperti menjual pupuk, vitamin tanaman ataupun bibit tanamannya.

Dan di bulan Ramadan tahun ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta kembali membuat kegiatan sebagai bagian dari penguatan nilai karakter siswa dalam hal ini adalah mencintai sesama manusia dan kegotong-royongan. Kegiatan itu dinamakan Beas Kaheman atau Beas Perelek.

Beas Kaheman adalah kegiatan yang mewajibkan semua siswa yang mampu untuk menyumbangkan beras sebanyak satu gelas yang nantinya akan dibagikan kepada siswa yang tidak mampu ataupun kepada masyarakat kurang mampu di sekitar lingkungan sekolahnya.

Kegiatannya berlangsung mulai tanggal 26 April 2021 sampai 28 April 2021.

Siswi SMPN 8 Purwakarta mengumpulkan beras| Foto : dokumentasi pribadi

Kegiatan ini disambut antusias oleh para siswa karena bisa membantu temannya yang tidak mampu dan juga warga sekitar. Kegiatan ini juga dijadikan sebagai moment melepas rindu siswa dengan sekolahnya, guru-guru dan juga teman-temannya karena sudah setahun lebih mereka tidak pernah ke sekolah.

Seperti yang terlihat di sekolah tempat saya mengabdi, SMPN 8 Purwakarta selama tiga hari anak-anak hadir dengan tertib dan tentunya wajib memakai masker ke sekolah untuk memberikan sumbangan beras. Mereka hadir sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan menurut kelasnya masing-masing.