Yang terakhir adalah Organisasi. Menurut Pak Otang, organisasi yang dimaksud adalah organisasi budaya politik. Budaya politik yang dimaksud Pak Otang adalah politik bersilaturahmi bukan politik yang serius. Pak Otang ingin selalu menjadikan warungnya sebagai tempat bersilaturahmi baik itu pengunjungnnya maupun pengunjung dengan pemilik warung itu.Â
Kesan silaturahmi dan kekeluargaan memang terasa di warung itu dan saya sudah membuktikannya. Ketika dompet saya hilang, Pak Otang sangat membantu saya mencarikan dompet saya yang memang hilang tidak jauh dari Warung KPO. Bahkan Pak Otang yang mengantarkan saya ke rumah orang yang menemukan dompet saya yang terletak tidak terlalu jauh dari Tanggul Ubrug Jatiluhur.
Selain karena filosifinya, makanan yang dijual di Warung itu pun memang enak. Harga makanannya pun tidak terlalu mahal. Dengan membayar 80 ribu rupiah, kita sudah bisa mendapatkan satu paket nasi liwet lengkap dengan ikan bakar/ayam bakar, karedok, sambal, lalab dan minuman teh hangatnya. Satu paket bisa  untuk 4 - 5 orang.  Ikan yang disajikan pun masih baru karena diambil langsung dari kolam terapung yang terdapat di sekitar Danau Jatiluhur.Â
Selain sebagai rumah makan, di Warung ini terdapat area pemancingan. Dengan membayar Rp. 10.000,- kita bisa memancing di area dekat Warung KPO. Â Pengunjung selain memancing juga bisa menyewa rakit atau perahu jika ingin mengelilingi Tanggul Ubrug.Â
Jadi, jika nanti setelah pandemi ini berakhir, pembaca apabila berkunjung ke Danau Jatiluhur mampirlah ke Tanggul Ubrug dan nikmati wisata kulinernya di Warung KPO.Â