Gizi yang adekuat merupakan suatu kebutuhan esensial bagi pertumbuhan, kesehatan dan perkembangan anak. Namun masih banyak hambatan seperti kondisi malnutrisi yang merujuk pada gizi yang kurang pada bayi baru lahir.Â
Sebuah penelitian menunjukkan kondisi undernutrition pada satu tahun pertama kehidupan akan memberikan dampak pada risiko kesakitan dengan ancaman kematian pada 4.5 juta anak kurang dari 5 tahun di dunia. Â
Sedangkan dua tahun pertama kehidupan seorang manusia merupakan window of opportunity bagi perbaikan gizi sebuah generasi.Â
Upaya-upaya yang dilakukan pada dua tahun pertama kehidupan ini telah direkomendasikan oleh UNICEF dan WHO untuk memberikan inisiasi menyusui dini pada bayi baru lahir, pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama anak, kemudian pemberian makanan pendamping ASI pada anak diatas usia 6 bulan.
Artinya: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.Â
Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (Al-Baqarah: 233).Â
Ibu-Ibu di masyarakat desa pada umumnya masih belum memahami apa itu ASI eksklusif dan dampaknya bagi kesehatan anak-anaknya. Meskipun ada yang telah mendapat pengetahuan, namun komitmennya untuk memberikan ASI eksklusif melemah karena pendapat dari orang-orang di sekitarnya. dimana Ibu tidak bisa memberikan argumen yang baik untuk berprinsip memberikan ASI eksklusif.
Maka Mira Dian Naufalina S.Gz., M.Gizi dan rekan-rekan dari Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Darussalam Gontor memberikan penguatan pengetahuan mengenai pentingnya ASI ekklusif bagi anak. Mira juga mengajak mahasiswanya dari program studi yang sama untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diterima di bangku kuliah ke masyarakat.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Posyandu-posyandu di Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dengan didampingi oleh kepala kader posyandu setempat bersama ahli gizi puskesmas kecamatan Mantingan.