Mohon tunggu...
Dian Minnie
Dian Minnie Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen - Pengacara - Conten Creator - Coppy Writing - Bisnis Owner

Suka bepergian dan menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

AADC 2 : Kehadiran Mantan Kekasih yang Menggoyahkan Rencana Masa Depan

15 Mei 2016   23:30 Diperbarui: 20 Mei 2016   08:43 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam film Ada Apa dengan Cinta? 2 (AADC 2) yang saya tonton dengan penuh rintangan ini tidak menimbulkan kesan yang membekas seperti film Ada Apa dengan Cinta? (2002). Bisa jadi karena mindset kita sudah mengarah pada iklan AQUA dan LINE, atau mungkin karena endding-nya yang terlalu sinetron banget dan tidak realistis menurut saya.

Sebelum menonton film Ada Apa dengan Cinta? 2 saya sudah Baper banget dengan lagu Ratusan Purnama - Melly Goeslaw & Martang menjadi sountractnya. Namun setelah menontonnya terkesan datar dan biasa saja. Hampir tidak ada dialog yang langsung bisa dijadikan 'quote' ikonik yang akan mudah diulang di pergaulan sehari-hari seperti dari film pertamanya.

Di film pertama Ada Apa dengan Cinta?(2002)yang saya tonton memang ceritanya sangat klise. Kisah cinta anak SMA. Kisah cinta yang dibumbui persahabatan. Nikholas Saputera, pemeran Rangga sebagai tokoh utama digambarkan sebagai sosok yang cuek dan penuh misteri. Dan kisahnya masih kental dengan dunia sastra yaitu puisi, yang notabene kalau ditonton anak remaja jaman sekarang itu enggak banget. Mainstream.

Ada Apa dengan Cinta?(2002) ini nyatanya memberi pengaruh besar pada kultur pop dan keseharian generasi yang pernah menontonnya. Dan film inilah yang memulai tren film dan sinetron yang menampilkan tokoh utama remaja berseragam SMA di Indonesia.

Dibawah arahan sutradara Riri Riza, baik cerita, setting, maupun penggarapan AADC 2 (2016) punya pola jauh berbeda dari pendahulunya, yang mungkin bisa ditafsirkan sebagai hasil pendewasaan dari gap waktu yang panjang antara produksi kedua film ini.

14 tahun lalu di film AADC (2002), kita diperkenalkan pada karakter-karakter khas yang dianggap mewakili komposisi pergaulan anak SMA Jakarta pada saat itu. Ada Cinta (Dian Sastrowardoyo), yang dengan kepribadian penuh percaya diri menjadi batu penjuru di antara teman segengnya. Lalu ada Milly (Sissy Prescillia) yang polos, Maura (Titi Kamal) yang centil, Karmen (Adinia Wirasti) yang tomboi, lalu ada Alya (Ladya Cheryl) yang rapuh. Ditambah lagi ada Mamet (Dennis Adishwara) yang culun, serta Rangga (Nicholas Saputra), sosok pendiam dan sinis penggemar sastra yang kemudian merebut hati Cinta.

AADC 2 (2016) menyorot kembali karakter-karakter ini saat memasuki usia 30-an—kecuali Alya yang tak ditampilkan karena pemerannya urung bergabung. Seiring perubahan yang terjadi pada karakter-karakternya, tak heran bila kisah AADC 2 (2016) digulirkan dengan cara yang berbeda pula. Bukan lagi masalah pilihan antara teman atau pacar, atau persaingan si populer dengan si penyendiri. Masalah-masalah yang mungkin dianggap seberat-beratnya masa SMA. Sebagaimana seharusnya, persoalan yang diangkat di AADC 2 (2016) jadi lebih mendalam, yaitu pilihan antara berkutat di masa lalu atau melangkah ke apa yang disebut kehidupan mapan.

Dalam film  AADC 2 (2016) kisahnya diawali dengan Cinta mengumpulkan kembali teman-teman segengnya semasa SMA, Milly, Maura, dan Karmen untuk berlibur bersama ke Yogyakarta.  'Geng Cinta' ini seperti ingin membangkitkan kembali keceriaan mereka di masa lalu, sebelum mereka kembali melanjutkan kehidupan dan hadapi permasalahan masing-masing di masa yang kini. Akan tetapi, tak semua nostalgia itu menyenangkan. Di saat yang sama pula diperlihatkan Cinta masih teringat sosok Rangga dalam hatinya. Padahal, Rangga yang diketahui tinggal di New York, sudah tak bersama Cinta lagi, lantaran hubungan mereka telah kandas di tengah jalan dengan cara yang tak tuntas. Karena itu pula, kemunculan tiba-tiba Rangga di Yogyakarta menciptakan gejolak dalam diri Cinta dan kawan-kawannya, apalagi Cinta sudah merencanakan pernikahan dengan pria lain.

Inti sebenarnya film AADC 2 (2016) sebenarnya sama sekali tidak baru, sesimpel 'kehadiran mantan kekasih yang menggoyahkan rencana masa depan'. Namun, premis ini menjadi sesuatu yang penting, karena begitu dekatnya penonton ang diasumsikan telah menyaksikan AADC (2002) dengan tokoh-tokoh ini. Setelah tak diketahui kabarnya selama lebih kurang 14 tahun, apa yang menjadi keputusan tokoh-tokoh ini, khususnya Cinta dan Rangga, menjadi sesuatu yang dinanti-nantikan.

Hal yang menarik dalam AADC 2 (2016)  ini adalah penonton tidak dimanjakan dengan adegan kilas balik atau flashback. Film ini lebih memilih cara layaknya sebuah reuni di kehidupan nyata, ketika kisah hidup seseorang yang sudah lama tak ditemui bisa ditangkap hanya dengan menyimaknya berbicara. Sebagian dari cerita AADC 2 (2016) pun pada akhirnya adalah sebuah wadah bagi penonton untuk catch up tentang apa yang terjadi terhadap karakter ini selama 14 tahun belakangan, sebuah periode yang cukup panjang sehingga ketika disebutkan beberapa karakternya mengalami keberhasilan atau tragedi, itu tidak sampai melecehkan logika.

Bagian ini juga didukung oleh performa para pemainnya yang tidak juga berubah total, dan membawa karakter lama mereka dalam versi yang sudah dimatangkan. Rangga masih sinis, Cinta masih sok tangguh, Maura masih pesolek, Karmen masih protektif, Milly masih lebih polos tetapi mungkin yang paling mewakili nalar. Karakteristik mereka ini dihadirkan dalam level yang lebih dewasa dan punya depth. Adanya beberapa karakter baru terbilang cukup mengimbangi dan berfungsi sebagaimana mestinya walau tak menonjol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun