Mohon tunggu...
Dian Minnie
Dian Minnie Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen - Pengacara - Conten Creator - Coppy Writing - Bisnis Owner

Suka bepergian dan menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Partisipasi Anak Muda pada Pemilu 2019

21 Februari 2019   20:49 Diperbarui: 21 Februari 2019   21:00 1417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perpolitikan Indonesia memang masih didominasi oleh kaum tua. Suara anak muda cenderung dibungkam dan hanya dijadikan alat untuk menggalang dukungan ketika yang tua-tua itu berkoar-koar. Anak muda dianggap awam dan masih belum berpengalaman. 

Di tahun 2019 ini, yang notabene tahun politik, posisi anak muda mulai diperhitungkan. Anak muda ini diposisikan sebagai penentu kemajuan. Atau malah kemunduran demokrasi? 

Data KPU menunjukkan jumlah pemilih millenial anak anak muda usia antara 17 - 25 tahun mencapai 70 juta jiwa. Artinya sekitar 35 - 40% dari jumlah pemilih. Itu berarti anak muda menyumbang suara cukup banyak dalam keberlangsungan pemilu 17 April mendatang.  Oleh karenanya anak muda sering menjadi sasaran empuk bagi politisi-politisi yang ingin mengajukan diri sebagai anggota dewan. 

Peran anak muda sebagai penyumbang suara yang cukup besar dalam pemilu kali ini membuat anak muda sering menjadi objek dan sasaran partai politik dan politisi untuk diraih suaranya dalam pemungutan suara karena keidealismeannya dan masih mudah dipengaruhi keberpihakkannya. 

Belakangan ini para politisi pun mulai menyadari pentingnya media sosial sebagai cara untuk memperoleh kemenangan pada pemilu. Kampanye-kampanye mulai banyak dilakukan melalui media sosial atau internet. 

Pada pemilu tahun 2019 ini diperkirakan ada lebih dari 18,3 juta pemilih pemula yang berasal dari anak muda berusia 17 - 25 tahun. Dilihat dari usianya, kemungkinan besar pastilah pengguna media sosial.

Lalu, seberapa jauh tingkat partisipasi anak muda ini dalam bidang politik?

Anak muda sering dianggap tidak peduli dengan persoalan politik. Dianggap tidak berminat pada proses dan persoalan politik serta memiliki tingkat kepercayaan yang rendah terhadap para politisi dan sinis terhadap berbagai lembaga politik dan pemerintah. Anggapan ini dikarenakan data yang menunjukkan anak muda yang bergabung di partai politik masih sesikit. Mereka juga cenderung memilih golput. 

Namun anggapan itu ternyata keliru. Justri anak mudalah yang paling peduli terhadap berbagai isu politik. Mereka pun menginginkan pandangan mereka didengarkan.

Bentuk partisipaai politik anak muda saat ini cenderung menunjukkan perubahan dibanding pendahulunya. Jika dulu bentuk partisipasi politik lebih bersifat konvensional dan butuh waktu lama misalnya dengan aksi turun ke jalan melakukan demonstrasi atau boikot seperti yang dilakukan oleh mahasiswa trisakti pada jamannya, tindakan politik anak muda sekarang lebih bersifat individual dan spontan. Tindakan politik ini dipandang sebagai sesuatu yang baru karena dilakukan melalui internet dan media sosial. Oleh karenanya dibutuhkan peran anak muda yang cakap media, tanggap, kreatif dan advokatif. 

Banyak cara yang dapat dilakukan anak muda untuk turut berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini, misalnya dengan mendorong gerakan anti golput, hastag dan tagar pemilu yang positif, gerakan anti hoax dan lain sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun