Hari ini untuk kesekian kalinya Alika yang sudah kelas XI mendapat tugas dari guru bahasa Indonesia. Menulis cerpen. Sungguh, meskipun sudah berkali-kali mencoba Alika tidak juga berhasil menulis dengan sempurna. Selalu ada saja kekurangan ketika dibaca ulang. Alhasil berkali-kali Alika menghapus kembali tulisan yang sudah dibuatnya di gadget yang disediakan ibu untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari sekolahnya.Â
"Bu, aku kok gak berhasil-berhasil ngerjain tugasku ya.."keluh Alika sambil tiduran di atas sofa. Diamatinya ibu yang sedang memasak di dapur yang terlihat dari ruang tempat Alika tiduran. Ibu menoleh dan tersenyum.Â
"Memangnya ada tugas apa sih yang belum berhasil dikerjakan?"tanya ibu sambil mendekat ke arah Alika. Ibu mengintip ke arah gadget yang sedang Alika pegang.Â
"Nulis cerpen."jawab Alika pendek. Ibu tersenyum maklum.Â
"Memangnya Lika sedang tidak punya ide atau bagaimana?"tanya ibu. Alika menggeleng.Â
"Idenya banyak bu. Cuma Lika kesulitan nulisnya."keluh Alika. Alika tahu kalo ibu suka menulis dan punya banyak tulisan. Dan itu semakin membuat Alika merasa tidak percaya diri.Â
"Lika tahu kalo ibu sebenarnya juga sering kesulitan menuangkan ide dalam tulisan?"tanya ibu. Saat ini ibu duduk bersandar di dekat Alika dan menunjukkan blog tempat biasa ibu menulis. Alika cemberut.Â
"Gimana ibu bisa bilang kesulitan menulis, sedangkan tulisan ibu aja banyak banget."sungut Alika. Ibu kembali tersenyum. Dituntunnya  tangan Alika untuk menggeser layar di gadgetmya sehingga terbaca sebuah judul tulisan ibu. Judulnya, saat aku kesulitan menulis. Hanya terdiri dari 4 paragraf. Alika tersenyum lebar ketika selesai membaca tulisan ibu.Â
"Jadi, ibu juga sering kesulitan nulis juga ya?, tapi ibu tetap memaksa nulis biar tidak selalu ada karya?"tanya Alika antusias. Ibu mengangguk pasti.Â
"Ibu juga sering banget kena macet saat mau menulis. Berkali-kali. Puluhan atau bahkan ratusan kali. Kadang-kadang ibu juga merasa kalo tulisan ibu tidak  layak dibaca orang. Sering banget malah. Tapi ibu tetap nulis, karena ibu yakin seperti kata pepatah. Alab bisa karena biasa. Kalo biasa melakukan nanti lama-lama insyaallah akan bisa. Kalaupun tidak sempurna itu biasa."ujar ibu menyemangati Alika. Alika tersenyum lebar.Â
"Jadi, aku tulis dulu aja ya bu meskipun tidak sempurna?"tanya Alika kembali ragu. Ibu mengangguk.Â