Mohon tunggu...
Ludwi Winardi
Ludwi Winardi Mohon Tunggu... -

Extraordinary person wanna be | Husband of Amazing Woman | Father of 3 Remarkable Sons | Love Travelling, Networking, Reading & Sport

Selanjutnya

Tutup

Politik

Suara Pecah di Pilwakot Bandung, PKS diuntungkan?

18 Maret 2013   00:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:35 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13635681212108921816

[caption id="attachment_233558" align="aligncenter" width="300" caption="Kontestan Parpol Pemilu 2014 (Minus PBB dan PKPI)"][/caption] Sampai dengan tulisan ini dibuat malam tadi (Tgl 17 Maret 2013 jam 22:00), sepertinya pesta demokrasi pemilihan Walikota Bandung yang akan berlangsung 23 Juni nanti bakal diprediksi akan semarak. Apa pasal... Karena sampai dengan batas waktu pendaftaran akhir calon peserta, sudah mendaftar sebanyak 8 pasangan yang akan bertanding pada laga Pilwakot Bandung nantinya, diantaranya 4 pasang melalui jalur independen perseorangan dan 4 pasang calon melalui jalur parpol, bisa dibayangkan bagaimana riuh dan bisingnya Kota Bandung nanti. Dan, berdasar pengamatan penulis, seluruh partai besar yang ada mengikutsertakan masing-masing wakilnya di perhelatan akbar lokal itu, walaupun pada kenyataan sebenarnya hanya 2 parpol yang dapat mengajukan calonnya sendiri yaitu PKS dan Demokrat, dua parpol yang beberapa waktu lalu dilanda prahara badai politik. Namun dengan strategi penggabungan suara parlemen, Golkar dan PDIP (yang tidak memenuhi syarat pengajuan calon) sepertinya juga turut ikut serta mengajukan jagonya masing-masing. Strategi penggabungan suara itu ternyata juga dilakukan oleh PKS dan Demokrat yang notabene bisa mencalonkan sendiri tanpa menggabungkan suara parlemennya. Apakah ada unsur ketidakpercayaan mereka berdua paska prahara politik yang lalu, hanya Tuhan dan mereka berdua yang tahu.... Fenomena ikut sertanya masing-masing perwakilan parpol besar pada arena pilkada seolah menjadi tren, sebut saja pilkada Sumsel, Jabar dan Sumut beberapa waktu lalu. Sepertinya fenomena kejadian pilkada DKI pada tahun 2007 lalu yang tidak imbang, dimana 1 parpol melawan banyak parpol tidak pernah lagi terjadi, sehingga bisa dipastikan akan terpecahnya perolehan suara masing-masing kontestan. Hal ini juga menandakan secara umum, bahwa telah meratanya kekuatan parpol-parpol tersebut dengan kelemahan dan kelebihannya masing-masing, baik dari sisi ketokohan (terutama ditingkat lokal), pendanaan, struktur dan lainnya. Dengan meratanya kekuatan masing-masing parpol tersebut, pertanyaan berikutnya adalah, apakah kemudian hasilnya akan berimbang..?? Penulis mengamati bahwa ada satu syarat yang kemudian menjadi penentu siapa yang menjadi bakal pemenangnya, yaitu kondisi internal parpol. Ya... Dalam arena politik, nafas panjang ketahanan menghadapi berbagai situasi politik sangat dibutuhkan dan hal ini ditentukan dengan bagaimana kondisi internal masing-masing parpol tersebut untuk meresponnya. Dan sepertinya hampir semua parpol tersebut pernah melewati intrik dan friksi internalnya masing-masing, ukuran sederhananya adalah adanya politikus bermental kutu loncat yang mengindikasikan ketidakpuasan terhadap kebijakan parpolnya masing-masing. Walaupun sebenarnya ukuran ini masih perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut, namun paling tidak dari kacamata masyarakat awam hal tersebut menjadi pertanda tidak beresnya manajemen pengelolaan masalah internal masing-masing parpol tersebut. Lantas pertanyaan berikutnya adalah apakah kemudian PKS yang mengklaim sebagai parpol yang memiliki kader-kader solid akan memenangkan pertandingan-pertandingan politik secara marathon dan panjang ini... Sepertinya hanya Tuhan yang tau dan waktu yang kemudian akan membuktikannya... Kita sebagai masyarakat awam yang menjadi objek hanya berkewajiban memilih yang terbaik dari yang baik atau bahkan memilih yang baik dari yang buruk sekalipun... Demikian Adanya, ~TheEnd~ Salam Damai, @ludwinardi | 313FE116 www.ludwinardi.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun