Mohon tunggu...
Mimi Nurminah
Mimi Nurminah Mohon Tunggu... -

Dosen. Ibu rumah tangga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahagia dan Sukses Bersama Suami yang Lebih Muda

23 Juni 2018   07:20 Diperbarui: 23 Juni 2018   08:24 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya juga selalu menasehati suami untuk melaksanakan perintah agama, misalnya shalat 5 waktu di mesjid adalah kewajiban laki-laki. Alhamdulillah, tahun ke 12 pernikahan, barulah itu terlaksana. Walopun lama tercapai, yang penting kita selalu menasehatinya dan bersabar. Yakinlah usaha sampai, yakinlah suatu saat nasehat kita akan didengar dan dilaksanakan.

5. Mengajak untuk selalu bersama sama meningkatkan ibadah.

Saya selalu membujuk suami untuk membaca Al Qur'an. Jawabannya selalu" nanti ada waktunya." Tapi saya gak bosan-bosan bertahun-tahun membujuknya. Akhirnya justru suami yang mengajarkan anak kami baca Al Qur'an dan menghafal Al Qur'an, bahkan si sulung abangnya  udah hafal 3 juz. Si kakak nomor dua, hafal 2 juz dan si bungsu 1 juz.  

6. Selalu mengingat hal-hal yang menyenangkan dari suami

Kalo saya gondok lihat tingkah laku suami atau ada perkataan yang tidak menyenangkan, saya cooling down, mengingat sikap-sikapnya yang manis kepada saya. Saya hitung hitung keberuntungan mempunyai suami seperti dia. Dan ternyata banyak untungnya. Hahahaha....Lama-lama ya hilang kesal. Adem lagi. 

7. Selalu minta maaf dan memaafkan

Saya selalu meminta maaf kepada suami, tapi suami selalu mengatakan "mami gak ada salah. Sebelum mami minta maaf, abang sudah memaafkan mami." Langsung deh saya mewek. How sweet my darling husband. Jadi mana mungkin saya juga tidak memaafkan. Habis itu besoknya bertengkar lagi, terus minta maaf lagi. Namanya juga manusia. Wkwkwk....

8. Selalu mengingatkan untuk menyenangkan hati orang tua suami. 

Suami selalu saya ingatkan untuk berbakti kepada orangtua. Jangan menyusahkan ibunya yang tinggal sorangan wae, karena ayahnya sudah meninggal. Cukuplah kita dibesarkan dan disekolahkan orangtua. Setelah kita menikah, jangan susahkan lagi mereka. InshaAllah anak-anak kita juga tidak akan menyusahkan kita juga nantinya. 

Apa yang kita tanam itu yang kita tuai. Sekarang saya malah yang terkejut dengan cita-cita suami: untuk menyenangkan ibu saya dan ibunya. Bahkan di dalam doanya selalu meminta dipanjangkan umur ibu dan ibu mertua sampai suami puas membahagiakan mereka. Subhanallah. Memang gak ada yang gratis semua di dunia ini. Allah bayar semua. Saya selalu suruh suami menyenangkan ibunya, eh suami malah ingin juga menyenangkan ibu saya. Alhamdulillah

9. Selalu mendoakannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun