Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Lada Toboali yang Tumbang Oleh Penambangan Timah

7 Februari 2014   22:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:03 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak zaman dahulu Toboali, Bangka Selatan dikenal sebagai salah satu daerah penghasil Lada yang hebat di negeri ini bahkan luarnegeri. Nenek moyang dahulu menjadikan lada sebagai sarana untuk berkehidupan. Bahkan lewat berkebun lada, timah ditemukan. Pada era  tahun 1980-1990-an, Lada Toboali menjadi amat terkenal di manca negara karena kwalitasnya sebagaimana terkenal daerah ini sebagai salah satu lumbung Lada nasional. lewat perkebunan Lada, masyarakat daerah Bangka Selatan mampu menelurkan ribuan anak-anak bangsa yang berpendidikan hingga ke luar Bangka Belitung. Lewat tanaman Lada ratusan ribu warga masyarakat Bangka Selatan pergi ke tanah suci. Pada era kejayaan Lada, berbondong-bondong pula orang-orang dari seberang datang ke Bangka Selatan untuk sekedar menjadi pemetik buah lada. Kedatangan warga bangsa dari daerah lain ke Bangka Selatan mencapai boomingnya saat musim panen lada Tiba. Pada saat krisis melanda bangsa ini pada kurun tahun 1980an, rakyat daerah ini booming dengan harga lada yang mencapai angka Rp.150.000/kg. Tak heran pada masa keemasan Lada, rumah penduduk di Bangka Selatan bak real estate yang ada di daerah jakarta dan sekitarnya. Ketika booming penambangan timah rakyat, berbondong-berbondong pula para warga menyulap lahan perkebunan Lada menjadi areal penambangan. Tanpa ampun lahan perkebunan Lada berubah menjadi tempat penambangan timah oleh rakyat. Kini ketika era penambangan timah mengalami lesu darah, Lada yang menjadi simbol kehidupan masyarakat bangka Selatan kembali bersinar dengan harganya yang mengeskalasi pada angka Rp80.000 s/d Rp.100.000 telah mengembalikan perkebunan Lada sebagai simbol kehidupan rakyat Bangka Selatan. namun tantangan ada didepan mata. Luasnya Hutan Produksi (HP) dan Hutan Lindung (HL) yang ada di Bangka Selatan membuat perkebunan Lada menjadi tantangan tersendiri bagi pemimpin negeri ini baik yang ada di daerah maupun di Pusat.

Perkebunan Lada yang menjadi simbol harkat dan martabat kehidupan warga Bangka Selatan memang harus dikembalikan. Lewat Lada warga daerah ini telah merasakan kehidupan yang baik dan sejahtera. Saatnya pemerintah dan pemerintah daerah Bangka Selatan kembali menjadikan perkebunan lada sebagai simbol kehidupan masyarakat untuk meraih penghidupan yang layak sebagaimana amanat cita-cita bangsa ini.

13917860711783699932
13917860711783699932


Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun