Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bujang dan Bapak yang Terhormat

22 Oktober 2021   14:04 Diperbarui: 23 Oktober 2021   23:59 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada suatu malam, usai membersihkan mobil, Bujang di panggil Pak Dewan ke ruang tamunya yang luas.

"Ada yang bisa saya bantu Pak?," tanya Bujang.
"Besok tolong kamu ambilkan uang di salah satu kolega saya, ya. Lokasinya dekat perkantoran Dukuh," perintah Pak Dewan. Bujang hanya mengangguk.

Setelah sukses mengambil uang dari kolega Pak Dewan yang pertama, Bujang kini bukan hanya menjadi sopir semata namun telah menjadi kurir dari Pak Dewan untuk menerima dana dari koleganya. 

Termasuk mengirimkan dana yang sangat besar kepada kolega Pak dewan lainnya. sebagai lelaki berpendidikan Bujang mulai berpikir keras dengan aksi Pak Dewan, bosnya. 

Namun Bujang tak mampu menelisik pikiran kelamnya menjadi sebuah pertanyaan, mengingat kesibukannya mengambil dana dan menghantar dana cukup menguras badannya.

Apalagi kini tabungannya kerapkali dijadikan media bagi juragannya untuk menerima uang. Dan gaji Bujang pun kini berlipat ganda. Setiap ada aliran dana yang masuk ke rekeningnya, lelaki berpendidikan sarjana itu juga mendapat komisi yang tak sedikit yang bisa membuatnya bisa membeli satu motor merk terkenal.

Pagi itu, Pak Dewan meminta Bujang untuk menemaninya ke Bandara. Pak Dewan rupanya mendapat tugas keluar Kota dari parlemen. Di dalam mobil Pak Dewan lebih banyak diam. Sementara suara panggilan dari handphonenya terus berdering tanpa henti.

Dan usai mengantar Pak Dewan, Bujang rencananya mau pulang Kampung untuk menengok Ibunya. Maklum semenjak bekerja sebagai sopir Pak Dewan Bujang belum pernah pulang untuk menengok Ibunya. Walaupun selama ini komunikasi mareka lancar lewat Handphone. Dan Bujang masih ingat dengan nasehat Ibunya lewat speaker handphone.

" Kamu jangan neko-neko di jakarta, Jang. Itu kota yang buas. Rimba yang tak bertuan," nasehat Ibunya.

Usai Pak Dewan turun dari mobil  dan saat dirinya baru hendak memarkir mobil, Bujang kaget setengah mati saat melihat juragannya, Pak Dewan diborgol beberapa orang yang memakai baju bertuliskan KPK. 

Pak Dewan langsung dibawa masuk ke dalam mobil. Dan dari siaran radio di mobilnya, Bujang mendapatkan kabar terkini dari sebuah radio berita Ibukota bahwa telah tertangkap tangan seorang anggota parlemen di bandara. Ya, dia adalah Pak Dewan yang terhormat,  juragannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun