Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penjelajah Masa Lalu (Episode 5, Candi Laut Selatan)

30 September 2019   16:58 Diperbarui: 30 September 2019   17:09 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya

Ketiga lelaki yang biasanya pemberani itu merinding bukan main mendengar alunan nada yang ditembangkan bibir dari sosok yang masih terbujur kaku itu. Bahasa yang digunakan sama sekali tak bisa dimengerti, tapi intonasi yang mengayun-ayun menyeret mereka mengarungi ruang-ruang kesedihan tak berujung. Seolah semua kebahagiaan telah terhapus dari muka bumi.

Ketiganya termangu diam. Hanyut semakin dalam ke irama nyanyian. Tanpa lagi menyadari bahwa mereka berada sangat tipis di antara dua alam. Nyaris tidak sadar juga ketika sosok berpakaian putih itu bangkit perlahan-lahan dari terbaringnya dan sekarang duduk sambil terus menembang tak putus-putus.

Saat sosok yang wajahnya masih tertutup kain putih itu mulai berdiri dan melangkah perlahan menghampiri, barulah Raja berhasil menggugah diri dan hatinya yang diperangkap rasa sunyi. Lelaki ini menepuk pipi kedua temannya agar ikut tersadar.

Raka dan Bima membuka mata mereka yang dipaksa untuk terpejam melalui aura magis nyanyian, terperanjat melihat sosok wanita misterius itu menghampiri mereka dengan langkah lambat. Ketiganya otomatis bergerak mundur.

Tiupan angin entah darimana menyingkirkan kain penutup muka si wanita.

Dara! Sosok wanita itu memang benar Dara! Dara yang menatap tajam mereka bertiga dengan matanya yang tanpa manik hitam. Putih semua!

-----

Mang Ujang dan Kang Maman berjalan mengitari situ tanpa banyak percakapan. Pikiran kedua orang desa itu dipusatkan pada pencarian. Mereka tidak takut karena selama ini memang tinggal di desa pinggiran hutan yang kenyang oleh berbagai permakluman tentang hal-hal gaib dan di luar nalar.

Mereka hanya khawatir terhadap keselamatan dua rekan mereka dan juga wanita anggota tim ekspedisi. Apa yang harus mereka sampaikan ke keluarga dua orang itu di desa jika kemudian mereka hanya pulang tinggal bertiga.

Langkah mereka pelan dan sangat hati-hati. Jejak atau pertanda sekecil apapun bisa jadi petunjuk yang sangat berharga untuk menemukan mereka. Situ ini tidak terlalu luas. Dengan pencarian seperti ini, mereka yakin tidak sampai dua jam telah sampai lagi di tempat Pak Acep menunggu sambil bersamadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun