Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisiku yang Pandir

13 Oktober 2017   06:26 Diperbarui: 13 Oktober 2017   06:49 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ingin Emha mendatangi puisiku

Mencela kata yang seharusnya tak ada

Waktu aku menyebut nama Tuhan dengan seadanya

Aku mau Umbu melempar segelas bir

Bukan untuk kuminum tapi kusiramkan sebagai syair

Agar tercipta gelegak soda dalam kalimatnya

Aku tahu barangkali Taufiq Ismail akan tersenyum maklum

Puisiku terpendam di zaman yang uzur

Tak usah menunggu mati karena dengan sendirinya akan menuju kubur

Aku pasti dilempar tulang oleh Chairil Anwar

Katanya untuk apa aku membawa-bawa sampah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun