Mohon tunggu...
K-Mila Tan
K-Mila Tan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Timbulnya Kelekatan Itu Sederhana Yaitu Keluarga

20 September 2018   12:21 Diperbarui: 20 September 2018   12:27 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi para orang tua, apakah sudah pernah mendengar tetang istilah kelekatan atau masih bertanya-tanya mengenai apasih kelekatan itu ?. berikut ini merupakan pengertian kelekatan menurut Bowlby dalam Santrok (2002) kelekatan adalah adanya suatu relasi atau hubungan antara figur sosial tertentu dengan suatu fenomena yang mencerminkan karakteristik relasi yang unik.

Adapun pengertian yang lebihsederhana dan mudah dipahami yaitu kelekatan menurut Mc. Cartney dan Dearing (2002) merupakan suatu ikatan empsional yang kuat, yang dikembangkan oleh anak melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya biasanya orang tua mereka sendiri.

Kelekatan dapat bertahan cukup lama dalam rentan kehidupan manusia atau seumur hidup yang diawali oleh hubungan antara anak dengan ibu atau figur pengganti ibu. Kelekatan sangat berperan penting dalam keutuhan rumah tangga karna hubungan antar masing-masing anggota keluarga akan menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga.

Bicara mengenai kelekatan kita sebagai orang tua harus memahami tahap-tahap perkembangan psikososial anak kita. Menurut teori Erikson (1994) pada tahap anak usia 0-2 anak belajar mempercayai orang lain, Agar kebutuhan dasar anak dalam tahap ini terpenuhi peran ibu  dan orang-orang terdekat yang mampu menciptakan keakraban dan kepedulian sehingga dapat menggembangkan kepercayaan dasar anak.

Tapi dalam hal ini perlu di garis bawahi untuk menciptakan kelekatan antar orang tua dan anak yang berperan bukan hanya ibu tapi ayah juga mempunyai pengaruh yang besar. Untuk para ayah jangan berpikir bahwa tugas kalian hanya mencari nafkah, ayah juga harus terlibat dalam merangsan kepercayaan dasar anak.

Meskipun masing-masing dari kita juga tahu bahwa sebagian besar waktu anak usia 0-2 tahun bersama dengan ibunya, sebagai ayah kita juga harus paham mengurus dan mendidik anak sendirian dirumah itu melelahkan sesibuk apapun luangkanlah waktu untuk melihat perkembangan apa saja yang sudah bisa dilakukan anak kalian.

Bagi para ayah kalian juga bisa bergantian menggendong bayi kalian secara tidak langsung kalian akan menciptakan kelekatan antra anak dan ayah, atau bisa juga ayah melatih anaknya berjalan dengan membiarkan mereka berjalan mulai dari ayah ke ibu  tanpa menggunakan alat bantu, secara tidak sadar kita sudah merangsang kepercayaan dasar mereka dengan menciptakaan keakraban pada saat mereka sedang belajar berjalan.

Hubungan antara ayah dan anak harus terus dibangun dengan cara lebih sering menghabiskan waktu berdua meskipun hanya sebentar, sebelum berangkat kerja ayah bisa mengajak anaknya jalan-jalan pagi sambil melihat pemandangan atau bisa juga menyuapi mereka sarapan saat ibu sedang sibuk di dapur menyiapkan makanan untuk keluarga.

Berikutnya masih mengenai tahap perkembangan psikososial anak menurut Erikson (1994) yaitu tahap kemandirian vs malu atau ragu. tahap ini dialami oleh anak usia 2-4 tahun, pada usia ini anak mempunyai kemampuan mengendalikan diri dan mulai mengembangkan rasa kepercayaan dirinya.

Oleh karna itu sebagai orang tua kita harus memberikan peluang pada pada anak kita untuk melakukan apapun yang bisa mereka lakukan sendiri. Dan tahap ini sangatlah rentan maka jangan pernah melarang apapun yang ingin dilakukan anak biarkan anak mengembangkan kemampuannya,  jika kita melarang dan memarahinya maka mereka akan malu dan ragu karna meresa tidak bisa melakukan segala sesuatu sendiri.

Biarkan mereka mengeksplorasi apapun yang bisa mereka lakukan dan kita sebagi orang tua harus terus memantau dan mengawasi rasa keingin tahuannya itu karna terkadang itu juga bisa membahayakan diri anak-anak kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun