Mohon tunggu...
Milkhaturrohman
Milkhaturrohman Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Menulislah, karena itu bisa membuatmu ingat!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Karakteristik Peserta Didik di Sekolah Dasar melalui Implementasi Nilai Religius

3 Desember 2020   14:00 Diperbarui: 3 Desember 2020   14:02 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam hal ini disadari bahwa setiap negara memiliki cara tersendiri dalam membentuk karakter bangsanya. Di Indonesia sendiri nilai karakter yang selalu dijunjung adalah; kesopanan, kejujuran, toleransi, dan juga nilai luhur budi pekerti. Karena dari hal tersebut diharapkan anak didik mampu mengembangkan dan meningkatkan pengetahuannya, mengkaji serta mengimplementasikan personalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga mampu terwujud dalam perilaku sehari-hari (Muslich, 2011:81).

Oleh karenanya sangat penting pendidikan karakter ditanamkan di usia dini, mengutip dari Aulia (2016)  pendidikan karakter merupakan pondasi dari bangsa yang harus ditanamkan sejak dini karena menurut para ahli psikologi usia dini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Usia dini merupakan periode awal yang paling rentan dan mendasar sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Selain itu usia dini juga merupakan periode emas bagi perkembangan anak dalam mengembangkan karakter positif agar membentuk akhlak yang baik bagi kehidupan sekarang maupun yang akan datang.     

Selain itu masa tersebut merupakan periode terbaik untuk perkembangan nilai positif serta pembentukan karakter yang baik  bagi anak didik. Salah satu nilai yag terkandung dalam Pendidikan karakter adalah nilai religious, nilai ini tidak dapat dipisahkan dari diri kita terutama umat yang beragama karena nilai ini mampu menyatu dan merasuk kedalam jiwa seseorang. Nilai religious ini bersifat mutlak yang mana bersumber dari keyakinan kita. Hal ini tidak serta merta muncul begitu saja, namun telah terkandung dalam Dasar Negara kita yaitu Pancasila, yang mana terdapat pada sila pertama yaitu "Ketuhanan Yang Maha Esa". Yang mana ini merupakan tafsiran bahwasannya kepercayaan mengenai Tuhan ini tidak serta merta pada satu agama saja atau Tuhan bukan hanya satu, yang mana Maha Esa disini berarti sifat-sifat luhur atau mulia Tuhan yang mutlak harus ada. Jadi yang ditekankan pada sila pertama adalah sifat-sifat luhur mulia, bukan pada Tuhannya. Seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia sendiri terdiri atas banyak ragam agama; ada Islam, Kristen, Katolik , Hindhu, Budha, Khon hu cu, yang mana karena keanekaragaman kepercayaan inilah yang membuat negara kita memberikan jaminan kebebasan kepada setiap warganya untuk memeluk agama sesuai kepercayaan yang mereka anut.  

Disini penulis akan mengembil sampel dari SD Juara Yogyakarta yang mana sudah mulai mempraktekkan implementasi nilai religious tersebut walaupun masih bersifat mendasar, hal ini digunakan untuk melatih anak didiknya untuk lebih dapat bertanggung jawab. Baiklah kita akan membahas pelaksanaan nilai religious dalam pendidikan karakter. Yang mana nilai tersebut meliputi:

  • Nilai Takwa
  • Nilai ini adalah nilai utama yang kita bahas dari aspek religious, yang mana harus kita tanamkan sedini mungkin, untuk praktek yang dapat kita tanamkan di lingkungan sekolah adalah dengan melakukan aktivitas sholat dhuha Bersama setiap pagi untuk melatih ke taqwaan anak didik.  
  • Nilai Tanggung Jawab (moralitas)
  • Sikap tanggung jawab akan berhasil bergantung pada tingkat kejujuran dari setiap individu yang bersangkutan, namun sikap tersebut wajib dimiliki setiap manusia. Untuk implementasinya kita bisa mengajarkan anak didik untuk mengelola sesuatu sepenuhnya , baik itu pembagian tugas, perencanaan, penghitungan biaya masuk dan keluar dan sebagainya. Agar anak didik terbiasa bertanggung jawab atas apa yang ia dapatkan. 
  • Nilai Kedisiplinan
  • Nilai ini tidak serta merta harus dilakukan setegas seperti mengatasi anak menengah keatas, tapi harus dilakukan dengan memahami kondisi dari anak didik karena pada pelaksanaanya ini dilakukan di sekolah dasra yang mana apabila kita menemukan salah sayu anak didik yang terlambat misal, kita tidak harus menghukum mereka karena hal tersebut dapat membuat anak didik merasa takut dan merasa malu, hal ini bisa berakibat pada psikisnya. Sehingga kita bisa menganti dengan si anak menuliskan alasannya kenapa terlambat dan dapat ditempelkan pada papan keterlambatan. Setiap kelas akan diakumulasikan anak didik yang terlambat, yang paling sedikit maka akan dapat hadiah.
  • Nilai Kejujuran
  • Dalam sekolah SD Juara Yogyakarta kejujuran yang terlihat di sekolah tersebut adalah ketika anak didik diberi peraturan bahwa maksimal uang saku yang boleh dibawa adalah 3.000, jika ada yang membawa lebih maka bisa diberikan langsung kepada guru kelas untuk dimasukkan kedalam tabungan anak didik yang bersangkutan. Dengan hal tersebut diharapkan anak didik terbiasa untuk menabung dan menyisihkan uang yang ia miliki. (Aulia , 2016 ) , disebutkan bahwasanya di SD tersebut tidak ada kasus kehilangan uang atau benda berharga lainnya karena diambil orang malinkan itu murni dari kelalaina orang yang bersangkutan.
  • Nilai Toleransi Persaudaraan
  • Dari hal ini kedekatan antara guru dengan sesame guru atau dengan anak didik, begitupun anak didik dengan teman sebayanya sangat lah tinggi. Seperti ketika ada yang sakit maka mereka menjenguknya. Apabila jam istirahat dating dan ada teman yang tidak membawa bekal maka teman yang lain berbagi dengan bekal mereka, atau jika ada teman yang kehabisan buku ada anak didik yang berkenan memberikan secara percuma. Hal ini lah yang ,ebuat persaudaraan tercipta dengan baik. 
  • Nilai Sosial
  • Peduli dapat kita artikan sebagai rasa iba atau simpatik terhadap apa yang orang lain rasakan. Rasa peduli sosial ini dapat ditanamkan pada diri anak didik sedini mungkin agar mereka memiliki rasa kepekaan yang tinggi terhadap orang lain. Seperti apabila ada teman yang kesusahan anak didik membantu tanpa dikomando, atau bahkan apabila ada yang sakit mereka akan mengalang dana untuk didonasikan kepada temannya.

Hal tersebut jika dilaksanakan dengan penuh ketetapan dan keyakinan maka akan berdampak pada terbentuknya karakter yang unggul dengan nilai religious yang bagus. Ini sangat diperlukan bagi generasi penerus.

SIMPULAN 

Untuk membentuk karakter bagi anak didik perlulah dilakukan melalui hal dasar yang biasa mereka kerjakan sepertin ketakwaan, kejujuran, kedisplinan, toleransi, jiwa sosial. Pembentukan karakter yang baik juga tergantung pada lingkungan anak didik tersebut, terutama lingkungan keluarga. Pendidik juga diharapkan bisa bekerja sama dengan orang tua untuk memantau kepribadian yang mereka lakukan dirumah.

PENUTUP 

Penulis sadar bahwa masih banyak ditemukan kekurangan baik dalam sumber referensi maupun kesalahan dalam penjabaran materi yang tertera. Oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar dapat menyempurnakan karya tersebut. 

Referensi 

Aulia, Listya Rani. 2016. IMPLEMENTASI NILAI RELIGIUS DALAM PENDIDIKAN KARAKTER BAGI PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR JUARA YOGYAKARTA. Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 3 Vol. V

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun