Mohon tunggu...
Mila SeptianHaryati
Mila SeptianHaryati Mohon Tunggu... Penulis - Menulis bukan hanya gerak tangan. Tapi juga gerak pikiran dan hati. Pastikan, pikiranmu terisi Dan hatimu bersih.

Dengan kecerdasan intelektual saya bisa berpikir cerdas untuk mencari solusi di setiap masalah, dengan kecerdasan emosional saya bisa mengarhkan potensi kearah yang lebih baik dan dengan kecerdasan spiritual saya bisa mengaktifkan semua kecerdasan yang sebelumnya tidak saya miliki"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Buku Nasional, Hanya Formalitas atau Memang Budaya?

18 Mei 2017   07:25 Diperbarui: 18 Mei 2017   07:57 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada tanggal 17 Mei 2017 masyarakat Indonesia memperingati hari buku nasional. Hari buku nasional pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang mendorong bangsa Indonesia untuk mencintai budaya membaca buku, mengetahui manfaat dari membaca dan mensosialisasikan bahwa membaca buku adalah suatu keharusan. Tidak dapat dipungkiri, bahwa dari kegiatan membaca ada banyak manfaat yang dapat diraskan oleh si pembaca.

Namun, dewasa ini seiring berkembangnya berbagai macam tekhnologi bangsa Indonesia lebih cenderung meninggalkan aktivitas membaca buku dan memilih memegang gedget dengan mengaplikasikan berbagai media yang ada. Kecanggihan tekhnologi menyebabkan buku dapat dimuat dalam sebuah mobile phone dan alat yang sejenis lainnya yang saat ini disebut e-book. Apakah e-book dapat menjadikan masyarakat Indonesia menyukai dan menjadikan membaca sebagai sebuah  kebiasaan?

Kebiasaan membaca tentunya tidak hanya tentang menghabiskan waktu duduk dan mencari ilmu atau pengetahuan disuatu buku, namun kebiasaan membaca lebih bernilai dari pada itu. Membaca jika dapat dijadikan sebuah kebiasaan maka itu sungguh merupakan bentuk peran serta masyarakat untuk dapat memajukan bangsa. Sebab orang yang membaca adalah orang yang memiliki rasa ingin tahu yang lebih dari pada yang lain, serta orang yang membaca seringkali memiliki pengalaman yang tidak disangka-sangka sebab dunia dan seisinya akan ia temukan melalui buku yang ia baca. Namun, apakah itu akan jadi budaya di Indonesia? Dapatkah kebiasaan membaca buku menjadi budaya? Apakah perayaan hari Buku Nasional hanya sebuah formalitas saja agar Indonesia dikenal sebagai negara yang menghargai adanya aktivitas membaca buku ?

Sadar atau tidak sadar dinegara lain telah menjadikan membaca menjadi suatu budaya, sebut saja negara Jepang yang merupakan negara yang bangsanya memiliki semangat hidup yang tinggi serta rasa ingin tahunya terhadap sesuatu yang begitu besar. Negara Jepang tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah sebagaimana Negara Indonesia, tetapi Mengapa Jepang yang kekurangan sumber daya alam justru mampu menjadikan negaranya menjadi negara Hebat? Alasannya adalah ia jadikan membaca buku adalah suatu kebudayaan dan bukan formalitas. Kebudayaan pada dasarnya memiliki suatu gambaran dan ciri yang nampak dari suatu aktivitas kebudayaan itu, sementara formalitas mengarah pada pandangan terhadap seusatu dan cenderung melakukannya hanya untuk menujukan kepada orang lain “saya pernah melakukan” tanpa memandang output serta outcomedari suatu kegiatan tersebut.

Pepatah Jepang berbunyi sini made, benkyo (sampai mati, kita harus belajar)”. Pepatah tersebut menujukan bahwa rasa ingin tahu masyarakat Jepang begitu sangat besar terhadap seusatu, bagi mereka belajar merupakan keharusan bahkan menjadi suatu kebuatuhan primer. Itulah menjadi alasan mengapa Jepang menjadi contoh perkembangan budaya mebaca buku yang sangat baik sebab diberbagai pusat masyarakat Jepang memiliki kebiasaan membaca. Ya, membaca menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat jepang.

Lantas, apakah kini bangsa Indonesia dapat mencontoh Jepang?. Akan berbeda rasanya merayakan suatu jenis kegiatan yang kita sendiri jarang melakukannya sehingga itu berindikasi bahwa Hari Buku Nasional hanya sebuah formalitas? Namun bangsa Indonesia tidak perlu berputus asa, sebab orang jika ingin menjadi hebat maka harus belajar dari orang-orang hebat. Indonesia memiliki peluang mengenai budaya membaca yang hendak diciptakan, perlu adanya usaha keras. Perlu adanya sosok kreatif yang muncul dibagian wilayah Indonesia sebagai sebuah awal untuk membangun budaya membaca. Sosok itu adalah kita. Kita tidak bisa membangun kebiasaan membaca buku hanya dengan menyuarkan lewat sosial media, tetapi disisni kitalah yang memulai. Melalui membaca kita harus tunjukan bahwa kita dapat lebih kritis, kreatif, serta mampu menjadi problem solver karena kita membaca. Kitalah yang harus menujukan terlebih dahulu kepada orang lain, saya begini karena kebiasaan membaca dengan begitu teladan atau rolemodelnya ia bisa merekatemukan dari diri pribadi kita.

Orang yang berpengetahuan dengan yang tidak berpengetahuan tidaklah sama. Begitupun juga dengan orang yang membaca buku dengan yang tidak membaca buku. Dan Hari Buku Nasional, bukanlah formalitas tetapi merupakan suatu bentuk karya baru, inovasi baru yang muncul saat kegiatan membaca itu hilang di Negara Indonesia. Untuk tahun ini adalah awal baru bagi Indonesia sebab membaca buku kembali disuarakan, kembali mendapat sambutan meriah dari seorang duta baca Najwa Shihab. Jika sosok seperti Najwa Shihab tersebar diberbagai wilayah maka membaca buku bukanlah lagi suatu hal yang tabu dan bukanlah pula sebuah fomalitas. Ya saya sebagai pelajar yakin, kita masyarakat Indonesia memiliki keunikan. Keunikan yang begitu membuat negara lain iri. Ya kita bisa menjadikan negara kita maju, dan kita sebagai bangsa Indonesia dapat mewujudkan itu semua dengan membangun budaya membaca dari diri kita. Bukan formalitas tetapi sebuah budaya ! aku yakin cahaya di ujung sana muncul untuk Bumi pratiwi, Indonesia Tercinta. OPTIMIS untuk Indonesia yang lebih baik. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun