" Hanya ingin berbagi kepada dunia dengan kata-kata...!"
Genap 24 hari saya berstatus sebagai Kompasianer di Kompasiana, sebuah dunia baru yang sebelumnya tak pernah saya jamah. Niat awal saya bergabung di sini yang pertama adalah untuk memfasilitasi ' kelainan ' yang sudah lama saya derita, yaitu tidak bisa tidak menuliskan apa yang ada dalam pikiran. Rasanya serabut syaraf otak serta isinya seperti berjingkrak-jingkrak menari diiringi lagu " Last Friday Night " nya Katty Perry, jika ide dan uneg-uneg yang ada di dalamnya tak segera dituliskan, yang membuat saya sering mengalami insomnia. Dan lewat Kompasiana ini, lumayan memberikan kepuasan tersendiri bagi saya, karena selain memberikan wadah mengekspresikan ide/perasaan dalam bentuk tulisan , juga ada unsur berbagi di dalamnya. Walaupun saya harus sedikit berkompromi karena tak semua hal yang ada dalam pikiran pantas untuk di publish di media ini. Kedua, saya ingin menimba ilmu dan wawasan tentang serba-serbi dunia kepenulisan, yang alhamdulillah banyak saya dapatkan di sini. Dan yang terakhir saya ingin mencari teman baru dari berbagai latar belakang daerah, budaya atau profesi. Dan itu juga saya dapatkan disini. Benar- benar tak rugi saya melabuhkan bahtera kepenulisan saya di Kompasiana ini, walau hanya bermodalkan netbook kreditan yang baru akan lunas Insya Allah bulan depan..!hehehe..
Saya masih ingat saat pertama kali melihat halaman awal Kompasiana, saya sedikit bingung, karena tulisan-tulisan yang sudah diposting ditempatkan di kotak-kotak yang berbeda. Ada tulisan dengan gambar yang besar-besar dan tiap 2-3 detik berganti (setelah 2 hari saya baru tahu kalau itu namanya tulisan Headlines), ada tulisan Highlight, Terekomendasi, Kompasiana Frezz dan lain sebagainya. Duh, saat itu saya merasa menjadi Kompasianer paling bego bin norak se-planet bumi dan merasa jadi penulis paling ndeso plus katrok se-galaksi Bimasakti....!!
Dan setelah 3 minggu wara-wiri sambil tengok kanan kiri, mengintip sana -sini, baru saya yakin ternyata target atau cita-cita terbesar dari sebagian Kompasianer yang menulis di Kompasiana ini adalah tulisannya mampu ' menendang dan membobol gawang HL ' begitu istilah yang saya baca di artikelnya Mba Eni Setiati, yang tulisannya saya lihat selalu nangkring di pojok kanan atas halaman Kompasiana. Kata mereka yang sudah 'mencicipi' , dengan tulisan terpilih jadi HL, bisa memberikan kebanggaan tersendiri, memberikan suntikan motivasi, dikenal banyak orang, dan banyak yang ngajak temenan. Pokoknya kalau tulisan sudah masuk HL, rasanya seperti jadi selebriti, atau raja sehari, karena menjadi pusat perhatian sejagat Kompasiana, dan mampu mengubah perasaan yang biasa jadi luarrrrrr biasa, bahkan ephourianya mungkin mampu mengalahkan kebanggaan perasaan mba Syahrini bisa memegang-megang jambang suaminya Victoria Beckham .. ( Emang bener begitu ya rasanya...???)
Dan sekarang, sepertinya saya harus kembali meluruskan niat dan membulatkan tekad sambil tak lupa membayar zakat, bahwa membuat tulisan menjadi HL bukanlah target utama saya bergabung di sini. Saya cuma ingin belajar menulis sekaligus menambah teman serta berbagitentang hal apa saja yang kiranya pantas untuk dibagi. Karena kita tidak pernah tahu, sebaris kalimat yang kita buat, bisa saja membuat orang lain terhibur, tersenyum , tertawa bahkan memberi inspirasi. Tak peduli mau masuk HL, Terekomendasi, Terpopuler atau apalah, yang jelas niat saya hanya ingin menulis dan berbagi. Melihat tulisan kita nongol di kotak Tulisan Terbaru saja, rasanya sudah senang dan bahagia sekali karena bagi saya, itu berarti saya telah berhasil mengangkat kepercayaan diri dalam bidang menulis pada level tertinggi. Sebelumnya tulisan saya lebih banyak berakhir di recycle bin, karena tak percaya diri jika tulisan saya sampai terbaca oleh orang lain.
Mungkin anda tak tahu, jangankan berkhayal masuk HL, untuk memperoleh keberanian mengklik kotak ' publish' saat posting tulisan yang pertama kali saja, saya harus 'semedi' merenung 3 malam 2 hari, hanya untuk mempertimbangkan, pantas tidak tulisan ecek-ecek saya ini bersanding dengan ratusan tulisan lain yang menurut saya rata rata berkualitas ibu jari. Karena jika HL yang menjadi alasan utama saya menulis di sini, bisa- bisa jari - jemari saya ngambek tak mau melaksanakan tugas rutinnya lagi, karena tulisan yang dipublikasikan tak kunjung jadi Headlines. Dan saya tak mau hal itu terjadi, karena bisa-bisa serabut syaraf otak saya kembali beraksi, isinya berjumpalitan menari mengikuti irama dangdut koplo yang mengalun sampai lewat tengah malam dari pesta kawinan di kampung sebelah yang menggelar organ tunggal 2 hari 2 malam...." Kuhamil duluan sudah 3 bulan..gara-gara pacaran suka gelap-gelapan...."
Salam Kompasiana,
Mila F.Yusuf