Mohon tunggu...
Mila Salsabila
Mila Salsabila Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penguatan Literasi, Numerasi, dan Adaptasi Teknologi: SD Suriani Dwi Marga Tunjukkan Semangat Belajar

8 November 2022   22:20 Diperbarui: 8 November 2022   22:43 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu sekolah yang menjadi sasaran dari program Kampus Mengajar adalah SD Suriani Dwi Marga yang berlokasi di jalan Terusan Suryani, Kelurahan Warung Muncang, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung. Pada program Kampus Mengajar ini, mahasiswa diunjuk untuk bertanggung jawab dalam membantu pihak sekolah dalam literasi, numerasi, adaptasi teknologi dan administrasi. 

Program Kampus Mengajar ini merupakan jembatan relasi untuk menambah pengalaman di luar dunia perkuliahan, mengembangkan wawasan, karakter dan soft skills mahasiswa, mendorong dan memacu pembangunan nasional dengan menumbuhkan motivasi peserta didik untuk berpatisipasi dalam pembangunan, serta meningkatkan peran dan kontribusi nyata perguruan tinggi dan mahasiswa dalam pembangunan pendidikan di Indonesia.

SD Suriani Dwi Marga merupakan sekolah dasar swasta dengan akreditasi "B". Letak SD Suriani Dwi Marga berada di gang berhimpitan dengan rumah warga dan tidak jauh dari pusat perbelanjaan, yaitu pasar Cangkring. Kondisi sekolah yang minimalis tidak menjadikan peserta didik berputus asa dalam belajar. 

Keadaan ruangan sekolah yang terbatas hanya memiliki tiga kelas, satu ruang kepala sekolah yang menyatu dengan ruang guru, satu ruangan multifungsi yang dapat dijadikan ruang guru, uks, maupun kelas sesuai dengan kondisi yang diperlukan. Bahkan sekolah ini pun tidak memiliki ruang perpustakaan, laboratorium komputer, ruang tata usaha, dan lapangan.

Kondisi sekolah tersebut tidak menjadikan sekolah kekurangan peserta didik. Mengapa? Karena jumlah siswa pada setiap kelas pun terbilang gemuk, bahkan satu kelas terbagi lagi menjadi dua kelas. Lantas bagaimana mengondisikan jumlah siswa yang padat dengan ruangan yang hanya tersedia 2? Pihak sekolah membagi kelas menjadi beberapa sesi, agar seluruh kelas dapat belajar tatap muka secara menyeluruh. 

Misalnya saja, kelas 1 dan 2 dijadwalkan masuk pagi pukul 07.00-09.00, dan seterusnya. Kelas 1 sampai 3 mendapatkan 2 jam pembelajaran perhari, sedangkan kelas 4 sampai 6 mendapatkan 3 jam pembelajaran perhari. 


Kegiatan belajar mengajar di SD Suriani Dwi Marga dilakukan secara luring dan daring, setiap kegiatan luring berlangsung, kelas di hadiri oleh sebagian dari jumlah peserta didik. Kelas yang terbatas menyebabkan setiap kelas memakai ruangan secara bergantian. Bagi peserta didik yang mendapatkan giliran daring menerima materi dan tugas yang diberikan oleh wali kelasnya melalui WhatsApp grup kelasnya.

Ketika memulai melaksanakan tugas Kampus Mengajar, saya dan rekan saya melihat antusias belajar peserta didik yang sangat tinggi. Peserta didik yang aktif dan serba ingin tahu membangkitkan semangat dalam mencapai pengetahuan. Semangat itulah yang menjadi faktor keberhasilan dan kesuksesan peserta didik nantinya. 

Hal tersebut membuktikan bahwa kondisi sekolah tidak menjadi hambatan peserta didik dalam mencari ilmu. Hidup di kota pun tidak menjadikan mereka malu, bahkan peserta didik SD Suriani Dwi Marga memiliki tingkah laku yang terpuji dan sangat baik. Mereka tau adab dan etika ketika berhadapan dengan orang yang lebih tua. Tidak terlepas dari semangat belajar saja, kemampuan kompetensi literasi dan numerasi pun menjadi bagian yang penting dalam dunia pendidikan.

Kehadiran mahasiswa di sekolah tersebut diharapkan dapat membantu pembelajaran di sekolah, khususnya dalam penguatan kompetensi literasi dan numerasi. Mahasiswa mencetuskan berbagai program-program untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi, adaptasi tekonologi, dan bidang administrasi. Adapun program wajib yang harus dilakukan oleh mahasiswa Kampus Mengajar yaitu program Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tersebut merupakan sebuah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kemendikbud untuk meningkatkan mutu pendidikan. 

Asesmen tersebut terdiri dari tiga instrumen yaitu Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) Literasi dan numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Program tersebut dianggap penting, maka mahasiswa pun melakukan upaya untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi asesmen nasional yang dilaksanakan menggunakan teknologi atau berbasis komputer. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun