Mohon tunggu...
Miki Hermanto
Miki Hermanto Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

aku adalah kenangan mantan kekasihku

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi Kerakyatan

6 Maret 2017   11:41 Diperbarui: 6 Maret 2017   12:00 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ketika kita berbicara tentang kalimantan barat maka yang terpikir dalam benak kita adalah Hutan yang luas membentang, medan yang berat, pohon-pohon yang tinggi menjulang, bayangan itu adalah kisah masa lalu, pohon yang besar gagah perkasa sudah punah dari peradabannya, hutan sudah diganti dengan hutan sawit, walau demikian banyaknya lahan sawit ditanah ini namun kalimantan barat tidak mendapatkan pembagian hasil pajak ekspor karena tidak memiliki pelabuhan ekspor. jakarta dan sumatralah yang mendapatkan pajak hasil bumi Boneo, hal itu menjadi kendala tersendiri dalam pembangunan infrastruktur terutama jalan, yang berimbas pada beratnya medan di Tanah bermaskot burung enggang. 

Hal itu tidak membuat pemuda di tanah ini patah arang walau hanya mengenyam pendidikan yang terbatas, semangat dan etikatlah yang membawa pemuda untuk tidak menyerah dengan keadaan. adalah munaldus pria kelahiran tapang sambas setengah abad yang lalu bersama rekan-rekannya sepakat untuk memajukan kampung halamannya dengan mendirikan pola perekonomian berbasis kekeluargaan, mereka hanya mengumpukan sejumlah uang dan tidak memiliki visi misi yang jauh-jauh dan muluk-muluk. cukup di kampung itu saja, cukup keluarga saja. bukan tanpa alasan hal itu di pilih karena bersama keluarga semua perselisihan bisa diselesaikan dengan cepat, sistem pengajian juga bisa ditangguhkan sementara. yang penting kerja dulu begitulah harapannya. harus bekerja ektra mengatur uang recehan sisa hutang diwarung para orang miskin itu. 

Credit Union lah tata kelola yang di ambil dan dipilih munaldus dan kawan-kawan adobsi. bertahun-tahun lamanya semenjak tahun 1993 para aktivis yang bekerja tanpa pamrih mengelola uang yang terkumpul untuk kembali di pinjam kan lagi kepada anggota yang memerlukan dan seterusnya terus bergulir. ( disini saya tidak akan membahas bagai mana cara tata kelola secara detail) walau perekonomian indonesia mengalami keterpurukan di tahun 1998 namun tidak berimbas buruk bagi ekonomi kerakyatan atau yang saat ini lebih terkenal dengan istilah Bank ala Kalimantan. pada Rapat Anggota Tahunan( RAT) pertama perkumpulan Munaldus dan kawan-kawan baru memiliki 1 buah sepeda motor itu sudah sangat membanggakan karena saat itu hanya Pegawai Negeri Sipil PNS lah yang mampu membelikan barang sejenis itu. seorang Staf senior pernah bercerita kepada penulis, kalau saat RAT perdana itu Munaldus pernah berkata kepada dia, suatu saat halaman Rumah yang dipakai untuk operasional saat itu tidak akan cukup untuk parkir motor, dan masih menurut staf senior itu memang benar-benar terjadi. 

Perkonomian kerakyaratan buah tangan munaldus maju begitu pesat tak terbendung lagi, jika 20 tahun yang lalu harus bersusah payah mencari staf/aktivis, saat tulisan ini dibuat Ekonomi kerakyatan Ala munaldus harus menolah ratusan pelamar setiap tahunnya. saat ini pula aset yang di miliki sidah menembus angka Rp1,3 Triliun sebuah angka yang sangat fantastis, belum lagi arah model bismispun sudah bergeser dari yang sebelumnya hanya simpan pinjam bergerak kearah Sektor Pertanian ( meliputi Pengadaan pupuk, perkebunan karet dan sawit, pabrik gula aren, peternakam dan lain-lain), Barang dan jasa ( minimarket, Hotel, Lembaga kursus, Delear motor,) Pendidikan ( SMK dan Universitas (persiapan) dan masih banyak lagi.  

karena begitu pesatnya perkembangan model Ekonomian Kerakyatan tersebut Munaldus dianugrahi sebagai pemberi warisan sepanjangan Zaman. bukan tanpa alasan hal itu terbukti Ekonomi Kerakyatan atau Bank Ala Kalimantan tersebut mampu meningkatkan perekonomian masyarakat diseluruh penjuru kalimantan barat. dan salah satu penyerap tenaga kerja paling banyak di Bumi Keling Kumang tersebut. dan ratusan pemuda tidak mampu pun sudah menyelesaikan pendidikan di berbagai jenjang pendidikan berkat beasiswa yang diberikan oleh CU Keling Kumang. Model perekonominan Kerakyatan yang di bangun Oleh Munaldus tersebut ia Namai dengan Credit Union Keling Kumang . karena sudah begitu banyak unit maka di bentuk Group yang di beri nama Keling Kumang Group yang menaungi semua unit dibawahnya. Salam Ekonomi Kerakyatan. 

Kutipan 

"Uang bukan segala-galanya, tapi segala-galanya perlu Uang"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun