Masa remaja adalah masa yang penting untuk  perkembangan mental dan fisik manusia, ditandai dengan perkembangan hormon hormon dan juga pematangan dalam berpikir. Namun, periode ini juga menjadi masa dimana orang orang bereksperimen dan mencoba coba hal hal yang tidak baik, salah satunya seperti alkohol. Alkohol bukanlah hal yang buruk apabila dikonsumsi secukupnya. Namun, konsumsi alkohol pada umur muda bukanlah sekedar masalah kedisiplinan, tetapi dapat membuat sebuah kebiasaan yang kedepannya akan berdampak buruk pada kesehatan seorang remaja. Otak remaja yang sedang berkembang, apabila terpapar oleh alkohol akan mengalami gangguan secara permanen yang berdampak bahaya dibandingkan saat dewasa.Â
Penelitian menunjukan bahwa semakin muda seseorang mulai minum alkohol, semakin besar kemungkinan dia untuk mengalami ketergantungan alkohol. Hal ini menjadi sangat prihatin apabila kita mengetahui data dari BPS dimana 33% remaja di bawah 15 tahun sudah mulai mengonsumsi alkohol. Alkohol ini bukanlah sebuah masalah apabila digunakan sebatas wajarnya, namun beberapa remaja mengonsumsi alkohol sebagai solusi untuk mengatasi stress atau kecemasan. Namun, sifat alkohol sebagai depresan justru dapat memperparah kondisi stress seseorang sehingga ia dapat mengalami depresi.
Alkohol menimbulkan kerusakan permanen pada otak yang sedang berkembang, yang merupakan ancaman spesifik pada remaja. Otak manusia, khususnya lobus frontal area yang mengatur perencanaan, memori, dan kontrol impuls terus mengalami pematangan hingga usia pertengahan dua puluhan. Selama periode kritis ini, alkohol bertindak sebagai neurotoksin yang secara spesifik mengganggu pembentukan sinapsis dan mematikan sel sel otak baru, mengakibatkan Dampak Kognitif berupa penurunan kemampuan belajar, kesulitan mengingat, dan penurunan skor akademik. Lebih jauh, kerusakan pada area kontrol impuls ini memicu Gangguan Emosi dan Perilaku, di mana remaja menjadi lebih cenderung mengambil risiko, berperilaku agresif, dan sulit mengendalikan emosi, yang pada akhirnya menjadikan mereka rentan terhadap masalah hukum dan sosial.Â
Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan seseorang mabuk dan hal tersebut dapat meningkatkan risiko perilaku berbahaya. Menurut CNN, pada tahun 2020 101.198 kecelakaan terjadi dan 726 dari kecelakaan tersebut diakibatkan oleh pengemudi dengan kondisi mabuk. Tak hanya itu, terdapat banyak kasus kekerasan antar remaja dan dirumah tangga yang disebabkan oleh alkohol. Diantaranya seperti kasus pembulyan, kasus kekerasan domestik dan penyerangan secara langsung.
Bahaya alkohol pada remaja tidak hanya menjadi ancaman kesehatan fisik, tetapi ini adalah penghalang terhadap pematangan kognitif dan pembentukan karakter seorang remaja. Disaat perkembangan otak remaja sangat kritis, paparan alkohol dapat memiliki efek jangka panjang terhadap kesehatan dan gangguan fungsional permanen. Penting bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat. untuk memberi edukasi yang kuat, mempromosikan lingkungan yang aman, dan membimbing remaja ke hidup yang sehat. Melindungi remaja dari konsumsi alkohol adalah investasi agar generasi muda dapat bertumbuh dan berkembang dengan potensi yang penuhÂ
Â
Alexandro, Panjaitan. dkk. Pengaruh Alkohol sebagai Pemicu Tindak Pidana: Implikasi Terhadap Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. 2024
Manuaba, Ida. dkk. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Remaja di Indonesia Menjadi Kecanduan terhadap Minuman Beralkohol. 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI