Mohon tunggu...
Ummie S. Wahiuney
Ummie S. Wahiuney Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seseorang yang masih belajar merangkak dan ingin berjalan untuk membuka mata. dunia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Aku Terbelenggu di Kolammu, Bapak"

5 September 2012   11:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:53 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="" align="aligncenter" width="465" caption="ilustrasi"][/caption]

“Aku Terbelenggu di Kolammu, Bapak”

oleh: Ummie S. Wahiuney

Siapa yang memperdulikanku kecuali, Bapak Ajalku seperti dipertaruhkan dimusim Apa bedanya aku dengan kupu-kupu? Akan mati menunggu waktu. Aku adalah rawatanmu, Bapak Menangis pun rasanya tiada guna Air mataku tertukar alamku Tangisku rapuh jika aku sejenismu. Aku adalah ikan di kolammu, Bapak Jika tiba waktuku, maaf aku meninggalkanmu Meninggalkan dunia yang semakin mengutukku Meninggalkan kawan seperjuanganku, selamat tinggal semuanya. Aku adalah sebujur bangkai dikolammu, Bapak. Yang tak sanggup bertahan sendiri dalam desakan. Terkaanku, kau akan bahagia menghidangkanku dimeja makan, Atau kau akan menyayangkan kematianku. Hingga waktunya, kutitipkan  ragaku ditanganmu Tugasku selesai ketika tubuhku tercabik-cabik. Tasikmalaya, 5 September 2012

(*) Lanjutan dari Puisi yang berjudul "Kau Air Mata yang Kurindu".
Dan sekarang saya beranjak ke kolam ikan milik Bapakku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun