Pernahkah kamu merasa dada ikut bergetar saat melewati sebuah acara di mana musik berdentum begitu keras hingga udara seolah ikut bergetar? Sensasi itu bukan sekadar perasaan, melainkan bukti bahwa suara memiliki energi besar yang tak hanya terdengar oleh telinga, tetapi juga dapat dirasakan oleh tubuh. Fenomena ini tampak jelas dalam lomba sound horeg yang kini tengah populer di Ponorogo, sebuah ajang adu kekuatan suara antar komunitas audio yang digemari berbagai kalangan masyarakat. Deretan speaker berdaya tinggi memancarkan dentuman menggelegar yang dianggap sebagai bentuk kemeriahan, hiburan, dan ekspresi kreativitas para penggemarnya.
Di wilayah Ponorogo, terutama di area lapangan terbuka lomba sound horeg sering kali menarik perhatian banyak orang. Dentuman suaranya menggema hingga jauh, membuat dada ikut bergetar, kaca jendela bergetar, bahkan udara terasa berdenyut mengikuti irama. Fenomena ini bukan hanya sekedar tontonan hiburan yang digemari anak muda tetapi juga menggambarkan bagaimana gelombang suara bekerja dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar menghadirkan perpaduan antara teknologi, fisika, dan budaya hiburan masyarakat Ponorogo.
Meski tak terlihat, getaran udara yang dihasilkan oleh sound horeg membawa energi besar yang mampu mempengaruhi kenyamanan, lingkungan, bahkan kesehatan pendengaran. Suara yang muncul dari speaker berdaya tinggi dihasilkan oleh getaran membran speaker yang bergerak maju-mundur dengan cepat. Gerakan ini menekan dan meregangkan udara di sekitarnya secara berulang menciptakan rapatan dan renggangan molekul udara yang kemudian merambat ke segala arah. Inilah yang disebut gelombang bunyi, yaitu gelombang longitudinal yang membutuhkan udara sebagai mediumnya untuk sampai ke telinga pendengar.
Di balik kemeriahannya, tersimpan konsep-konsep fisika menarik seperti frekuensi, amplitudo, dan resonansi yang menjelaskan mengapa suara sound horeg terasa begitu kuat dan mengguncang. Semakin besar amplitudo getaran speaker, semakin besar pula energi yang dihantarkan ke udara sehingga suara terdengar lebih keras dan getarannya bisa dirasakan oleh tubuh. Frekuensi yang rendah menghasilkan gelombang panjang yang mudah menyebar dan menembus benda padat seperti kaca atau dinding itulah sebabnya dentuman sound horeg terasa bahkan dari kejauhan.
Dalam fisika, sound horeg termasuk dalam jenis gelombang bunyi yaitu gelombang longitudinal mekanik. Disebut longitudinal karena arah getaran partikel udara sejajar dengan arah rambat gelombang dan disebut mekanik karena gelombang ini membutuhkan medium, seperti udara untuk dapat merambat.
Fenomena tersebut dapat dijelaskan menggunakan rumus dasar gelombang bunyi:
Rumus ini menunjukkan bahwa kecepatan rambat suara (v) bergantung pada frekuensi sumber suara (f) dan panjang gelombangnya (λ). Pada lomba sound horeg, suara bass yang mendominasi memiliki frekuensi rendah (nilai f kecil) sehingga menghasilkan panjang gelombang yang besar (λ besar). Gelombang panjang seperti ini mampu menjangkau area yang luas dan menembus benda padat seperti kaca dan dinding, sehingga getarannya terasa langsung di dada atau di lantai meski pendengar berada cukup jauh dari sumber suara.