Tradisi merupakan sebuah kebiasaan atau bentuk perbuatan yang diulang-ulang dengan cara yang sama dan dilakukan secara turun temurun. Hal ini dikarenakan supaya tradisi tersebut masih tetap dilakukan atau dilestarikan agar tidak hilang. Tradisi dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan yang ditunjukan untuk menanam nilai-nilai atau norma-norma melalui pengulangan yang otomatis mengacu pada masa lalu.
Tradisi yang mempunyai nilai-nilai atau norma-norma yang sudah ada dari para leluhurnya pada masa lalu ini mempunyai hubungan dengan tingkah laku hidup manusia.Â
Seperti tingkah laku hidup masyarakat Jawa salah satunya, yaitu orang Jawa selalu mengingat dan menghitung mangsa (waktu), papan (tempat), roh leluhur, rajaknya (hewan peliharaan), taneman(tanaman), dan juga dirinya sendiri. Kebiasaan ini menurut masyarakat Jawa disebut nyunteni, dan tradisi tumpeng sewu ini termasuk didalamnya.
Tumpeng Sewu berasal dari kegiatan Selamatan Desa yang mana mereka mempercayai bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai rasa syukur terhadap Tuhan atas melimpahnya hasil panen dan sebagai rutual bersih desa agar selalu dalam lindungan-Nya. Dengan seiring berjalannya waktu tradisi ini dilaksanakan setiap tahunnya oleh masyarakat Desa Kemiren.
Tumpeng Sewu (Seribu Tumpeng) merupakan tradisi adat warga Desa Kemiren. Sebelum makan tumpeng sewu warga berdoa agar desanya dijauhkan dari segala macam bencana, dan sumber penyakit. Karena ritual tumpeng sewu ini diyakini oleh masyarakat sana sebagai selamatan tolak balak. Setelah dibacakan doa oleh sesepuh masjid di desa setempat, masyarakat mulai makan tumpeng bersama-sama.
 Tumpeng Sewu ini merupakan ajang menyajikan makanan yang jumlahnya seribu, yang mana masyarakat disana menyiapkan makanan sebagai bentuk selamatan atau rasa syukur dan menyajikannya pun ada banyak makna dalam isinya maupun peletakannya.Â
Tradisi Tumpeng Sewu ini merupakan bagian dari upaya merawat tradisi yang melekat di masyarakat dan menjadi tradisi dengan kearifan lokal. Tradisi ini juga menggambarkan keterbukaan dan keramahan suku Using (suku adat Banyuwang).Â
Tradisi Tumpang Sewu ini juga dapat dimanfaatkan warga sekitar untuk dijadikan ajang wisata sekaligus mngenalkan budaya tradisi mereka ke khalayak luas.
 Dengan adanya tradisi yang sangat menarik ini tentunya kita sebagai penerus bangsa harus mengetahui dan melestarikan tradisi budaya ini. Sehingga generasi kedepannya juga biisa menikmati dan tradisi ini terus terlaksana dan tidak hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Hazhan, Lukman. Tradisi Tumpeng Sewu Di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi (Kajian Foklor). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.