Permasalahan limbah jerami padi yang kerap kali hanya dibakar di sawah oleh petani hingga menimbulkan polusi udara, coba diatasi oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) yang ditempatkan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen. Melalui program kerja unggulan, para mahasiswa memperkenalkan inovasi pembuatan briket ramah lingkungan berbahan dasar jerami padi.
Program ini dilatarbelakangi oleh kebiasaan petani yang kesulitan mengelola jerami pasca panen. Jika dibakar, jerami akan menghasilkan asap pekat yang dapat mengganggu pernapasan, sedangkan jika dibiarkan menumpuk, jerami bisa menjadi limbah yang tidak termanfaatkan. Oleh karena itu, mahasiswa KKN UMP menawarkan solusi dengan mengubah jerami menjadi briket bahan bakar alternatif.
Kegiatan sosialisasi dan demonstrasi berlangsung di salah satu rumah warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Desa Sidomulyo pada Jumat, 15 Agustus 2025. Acara ini disambut antusias oleh masyarakat, terutama para petani dan ibu rumah tangga yang ingin mengetahui cara mengolah jerami menjadi produk yang bernilai guna dan bernilai ekonomi.
Koordinator Tim KKN UMP, Miftahul Munir, menjelaskan bahwa proses pembuatan briket cukup sederhana. Jerami padi yang sudah kering dicacah, kemudian dicampur dengan perekat alami berupa tepung tapioka atau tepung kanji. Setelah itu, adonan dimasukkan ke dalam cetakan, dipadatkan, lalu dijemur hingga kering. Hasilnya adalah briket yang dapat digunakan sebagai pengganti kayu bakar maupun arang. "Briket jerami ini lebih ramah lingkungan karena menghasilkan asap lebih sedikit, apinya lebih stabil, dan bisa dimanfaatkan untuk memasak sehari-hari maupun kebutuhan usaha kecil seperti warung," jelasnya.
Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa KKN tidak hanya memberikan penjelasan secara teori, tetapi juga mendemonstrasikan langsung cara pembuatan briket. Warga diberi kesempatan mencoba sendiri proses mencetak briket, sehingga mereka bisa memahami dan mempraktikkan di rumah.
Banyak warga mengaku kagum dengan hasil percobaan tersebut. "Selama ini jerami biasanya hanya dibakar atau dibiarkan membusuk. Ternyata bisa dijadikan briket untuk bahan bakar. Ini bisa sangat membantu kami, apalagi untuk mengurangi biaya memasak," ungkap salah satu warga.
Sebagai tindak lanjut, tim KKN UMP juga menyerahkan beberapa contoh briket kepada pemerintah desa untuk dijadikan referensi. Mereka pun menjalin kerja sama dengan pengrajin lokal agar warga yang berminat bisa belajar membuat briket secara mandiri atau memproduksinya dalam skala usaha.
Melalui inovasi ini, mahasiswa berharap Desa Sidomulyo dapat mengelola limbah jerami padi secara lebih bijak, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Dengan demikian, desa tidak hanya lebih bersih dan sehat, tetapi juga lebih mandiri dalam memanfaatkan potensi lokal.