Kemarin dan setelahnya, kita kembali menjadi sepasang yang asing, terpaksa berhenti, mengulang seperti tidak saling kenal.Â
Setelah segala resah melebur menjadi Nestapa di antara kita, jujur sekarang Nelangsa memenuhi jagatku.Â
Setelahnya, Angin malam yang merasuk menembus ke bagian terdalam diri, menjadi saksi bisu kita, untuk kembali mengharuskan perpisahan.Â
Setelahnya mungkin hanya kebisuan yang menemani setiap derap laju motor menembus malam yang tidak lagi ramah untuk kita. Dan kau tahu aku benci dengan itu.Â
Setelahnya hanya ada hari-hari menyemai rindu yang ada. Tidak ada lagi pesan, tidak ada lagi kamu di sisi.Â
Setelahnya, mungkin kamu tidak akan tahu lagi bagaimana malam-malamku berlalu setiap hari. Kamu tidak akan tahu untuk siapa aku bermain ponsel? Di jam berapa aku terlelap? Kamu tidak akan tahu banyak tentangku lagi. Karena memilih untuk tidak berbagi kabar. Dan kau tahu aku sulit berbiasa. Seperti katamu, berbiasalah, berbahagialah. Aku belum terbiasa dengan itu. Aku tidak bahagia tanpamu.Â
Setelahnya kita hanya menjadi sepasang yang memilih diam, bersumbunyi, tidak ingin saling menemukan. Dan kau tahu, Aku terlalu merindukanmu lagi, saat malam aku terlalu dibuat frustasi.Â
Setelahnya, aku hanya dapat muluk-muluk meminta Tuhan Berbaik hati memberi takdir, untuk kita. Seperti katamu kita adalah apa yang kita pikirkan. Dan aku masih berharap kamu orangnya, sungguh. Semoga Tuhan menakdirkan kita menjadi sepasang, Ahh aku masih ingat doa ini.Â
Karena kita hanya hilang kabar, bukan hilang rasa bukan? Aku kuat untuk itu. Sulit memang, tapi aku tidak berhenti mencobanya.Â
Setiapkali aku mengenangmu, aku selalu saja dibuat jatuh,memang benar aku terlalu dibuat Jatuh olehmu. Aku gugur tanpamu, aku selalu hidup denganmu