Mohon tunggu...
Miftakhul Fariz
Miftakhul Fariz Mohon Tunggu... -

PBA UIN Malang \r\n

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Ngertiin Anak Yuk

5 Mei 2015   06:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:22 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dunia kognitif dari anak prasekolah memiliki sifat kratif, bebas, dan penuh fantasi. Imajinasi anak – anak prasekolah bekerja sepanjang waktu, dan kemampuan mental mereka dalam memahami dunia meningkat, mereka akan semakin ingin mengerti akan hal apapun yang ada didunia ini, mulai yang mereka lihat sampai yang mereka ingin kerjakan, awal mula mereka hanya melihat dan kemudian akan dipraktekkan dengan cara yang mereka mudah pahami, disinailah anak – anak mulai mengembangkan kognitif mereka, didalam tahapan Praoperasional piaget menerangkan bahwa, tahapan ini berlangsung dari usia dua hingga tujuh tahun, masa dimana anak – anak merepresentasikan dunianya melalui kata – kata, bayangan, gambar, dan pemikiran simbiotik, yang melampaui koneksi – koneksi sederhana dari informasi sensoris dan aksi fisik semata, konsep – konsep yang stabil terbentuk, penalaran mental muncul, terdapat egosentrisme, dan keyakinan – keyakinan magis disusun (John W.Santrock 2002).

Dalam meningkatkan kognitif anak -  anak dimasa awal terdapat teori – teori yang mana telah berhasil diterapkan di dalam pendidikan dan ini adalah teori Vygotsky (Daniels 2007, Holzman 2009).

1.Seorang pelatih yang terampil akan menyajikan kepada anak tugas – tugas dengan kesulitan berfariasi untuk menentukan lever terbaik dalam memulai instruksi.

2.Mengajar sebaiknya memberi arahan supaya anak dapat meraih sasaran melalui bantuan serta beranjak ke level keterampilan dan pengetahuan yang lebih tinggi, tawarkan bantuan secukupnya, anda bias bertanya dengan “Apa yang bias saya lakukan untuk membantumu ?” dan anda cukup sekedar mengobservasi usaha anak dan menyediakan dukungan apabila diperlukan.

3.Menggunakan kawan – kawn sebaya yang lebih terampil sebagai guru, ingatlah bahwa tidak hannya orang dewasa yang dapat berperan penting dalam membantu anak belajar. Anak – anak juga memperoleh keuntungan melalui dukungan dan bimbingan yang diberikan oleh anak yang lebih terampil (John-Steiner & Mahn 2003)

4.Kini mereka lebih menyediakan kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar di dalam lingkungan dunia nyata, contoh: daripada hanya sekedar mengingat rumus matematika, para siswa bekerja menyelesaikan soal – soal matematika dengan implikasi – omplikasinya di dunia nyata (Santrock 2006)

5.Anak – anak dapat membaca suatu cerita kemudian mengintrepreentasikan artinya, dan sebagian besar itu dilakukan dalam kelompok kecil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun