Ndilalah, Reza ingat dengan Vanessa Angel, pemilik warung langganannya. Warung sekaligus rumah tante Vanessa berada tak jauh dari kosnya. Hari itu ia libur jualan.
"Eh, Mas Reza. Nyate ora, Mas?" sapa Vanessa Angel.
"Mboten, Tante. Ini ada daging kurban buat jenengan. Saya nggak bisa masak karena di kos nggak ada kompor," kata Reza sembari menyerahkan sebungkus daging kambing.
"Wah, terimakasih, Mas," kata Vanessa Angel.
Esok hari sebelum Reza berangkat kerja, ia mampir sarapan di warung Vanessa Angel.
Reza duduk di kursi warung dan belum pesan makanan, tapi Vanessa sudah mengambilkan sepiring nasi lengkap dengan daging potong kecil-kecil berkuah santan kental di atas nasi.
"Loh, Tante Vanessa, Niki daging napa? (ini daging apa ?)" tanya Reza kaget.
"Oh, itu tongseng kambing, Mas. Dijamin masakan tante uenaak," jelas Vanessa.
"Waduh, saya nggak suka makan daging kambing, Tante. Saya nggak doyan."
"Oalah," ucap Vanessa salah tingkah.
Reza lalu memesan segelas es teh dan gado-gado plus telur rebus. Mengingat dompet di kantongnya masih tipis meski masih tanggal muda, dia tak berani pesan makanan yang agak mahal.
Selesai makan, Reza berniat membayar apa yang sudah disantapnya.
"Nggak usah mbayar, Mas Reza. Hari ini gratis untuk sampeyan."